AMBON (Realita)- Keseriusan Kabupaten Ponorogo menjadi Unesco Creative Cities Network ( UCCN) terus dilakukan. Kali ini guna mematangkan langkah menjadi bagian jejaring kota kreatif dunia, Tim Fokal Point Kabupaten Ponorogo mendatangi Kota Ambon.
Kedatangan Tim Ponorogo ke Ambon yang merupakan salah satu jejaring kota musik dunia yang ditetapkan Unesco pada 31 Oktober 2019 ini, untuk menimba ilmu dan pendalaman materi jelang penetapan Unesco tahun ini. Tak hanya berdialog dengan Ambon Music Office ( AMO), tim juga mengunjungi sejumlah lokasi yang menjadi pusat ekosistem musik di Ambon.
Baca Juga: Sidang Reog ICH UNESCO di Ambang Pintu, Pemkab Ponorogo Datangi Kemendikbud
Ketua Tim Kabupaten Ponorogo Hamy Wahyujianto mengatakan, dengan menimba ilmu dari AMO yang merupakan penggerak dari Kota Musik Ambon, Ponorogo dapat mengetahui kiat dan strategi dalam mematangkan langkah menjadikan Ponorogo sebagai jejaring kota kreatif Unesco dengan kategori kerajinan dan seni pertunjukan rakyat.
" Di Ponorogo ini ada kesenian yang kuat dan mengakar di masyarakat yaitu Reog. Nah ini yang kita angkat untuk menjadi penggerak kota kreatif nantinya. Kita ke Ambon ini ingin belajar dari AMO bagaimana caranya musik disini begitu kuat dan menggerakkan kota ini sehingga bisa menjadi jejaring Unesco," ujarnya.
Hamy mengaku, pihaknya mendapat ilmu penting saat mengunjungi hutan musik di daerah Amahusu, yang didesain AMO menjadi pusat Sound Of Green ( SOG), atau konsep memadukan antara budaya, alam serta potensi lokal seperti Sagu, Kelapa dan Waji.
" Konsep SOG di Hutan Musik Amahusu yang didesain AMO ini menjadi pelajaran penting buat kami. Karena inovasi seperti ini bisa menjadi penarik masyarakat untuk ikut mencintai lingkungan, dan bukti bahwa budaya juga bisa berkontribusi dalam menjaga keberlangsungan alam," akunya.
Baca Juga: Tagih Janji Pemerintah Reog Jadi ICH Unesco, Ribuan Seniman Ponorogo Turun ke Jalan
Sementara itu, Direktur Eksekutif AMO, Ronni Loopies mengaku senang dengan kunjungan tim Ponorogo. Pihaknya mengaku sebagai salah satu jejaring Unesco, AMO dan Ambon memiliki tanggung jawab moral dalam mendorong Ponorogo agar dapat lolos menjadi UCCN.
" Kebetulan saya juga menjadi Panitia Seleksi Nasional pengusulan nominasi UCCN 2025, jadi kita sama-sama belajar juga. Bagaimana menjaga ekosistem kreatif dengan Ambon. Walaupun saya kira Ponorogo sangat kuat untuk Reognya," akunya.
Ronni menjelaskan, dalam hal mengusung konsep kreatif dunia jejaring Unesco, Ponorogo juga perlu memperhatikan 3 isu yang kini menjadi perhatian Unesco. Antaralain, kesetaraan gender, keberlangsungan alam, dan keterlibatan komunitas.
Baca Juga: Takjub Dengan Reog Ponorogo, Sandiaga Uno Janji Kawal Hingga Diakui Unesco
" 3 hal ini yang perlu Ponorogo dan Reog lakukan. Tidak hanya dituangkan dalam Dossier tapi diterapkan dalam semua aspek kota," tekannya.
Sekedar informasi, Kabupaten Ponorogo dan Kota Malang menjadi dua kota di Provinsi Jawa Timur yang tahun 2025 ini diusulkan oleh Pemerintah Indonesia untuk menjadi kota kreatif Unesco. Dimana Ponorogo diusulkan dengan kategori Craft and Folk Art melalui kesenian Reog nya, sedangkan Kota Malang diusulkan dengan kategori Media Art. znl
Editor : Redaksi