JAKARTA (Realita) - Dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), susu ikan pernah menjadi bahasan yang cukup santer.
Hal tersebut memantik kontroversi mengingat susu ikan dinilai tak lebih baik dibandingkan dengan jenis susu pada umumnya.
Dalam hal ini, seperti susu pertumbuhan yang memang ditujukan untuk anak.
Pakar Gizi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Prof. Dr. Tria Astika Endah dengan tegas memaparkan pandangannya terkait susu ikan ini.
Bahkan Prof Tria juga mengingatkan, jika susu ikan ini berasal dari hasil proses pemecahan protein ikan menjadi bentuk yang larut dalam air, bukanlah kelenjar susu mamalia.
Sehingga hal tersebut tidak dapat disebut sebagai susu.
"Istilah susu itu melekat pada konsep yang dihasilkan produksi oleh mamalia betina," jelas Prof. Tria melalui keterangannya, Senin (3/2/2025).
"Jadi, kalau bukan berasal dari mamalia tadi yang sifatnya itu nabati tentunya kita tidak sepakat untuk menyebutnya susu," imbuhnya.
Kemudian, pakar gizi UMJ ini menyebutkan anak-anak di masa tumbuh kembangnya harus diberikan produk susu yang tepat, seperti susu pertumbuhan.
Menurut Prof. Tria, susu pertumbuhan punya kandungan yang mampu menunjang tumbuh kembang anak.
"Susu pertumbuhan sendiri memang diperlukan guna membantu pertumbuhan, artinya secara kandungan gizi ada tambahan-tambahan yang perannya itu untuk membantu tumbuh kembang anak," paparnya.
Baca Juga: Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Pemkot-DPRD Surabaya Siapkan Anggaran Rp1 Triliun
Kalau diperbandingkan, Prof. Tria menerangkan, susu pertumbuhan jauh mempunyai keunggulan daripada susu ikan.
Susu pertumbuhan mengandung nutrisi yang sangat kaya seperti vitamin A dan Vitamin C.
"Vitamin A di susu pertumbuhan berguna untuk menjaga kesehatan mata anak," terangnya.
"Tidak hanya itu saja, kandungan vitamin A dan vitamin C pada susu pertumbuhan ini pun mampu meningkatkan imun tubuh anak," imbuhnya.
Selain itu, kata Prof. Tria, susu pertumbuhan juga mengandung protein dan omega-3 yang mampu menunjang masa pertumbuhan dan perkembangan anak.
Lalu, susu pertumbuhan juga mengandung kalsium dan vitamin D yang baik dalam menunjang pertumbuhan tulang dan gigi anak.
"Sementara, susu ikan nggak bisa memberikan keunggulan gizi seperti kalsium tinggi yang dimiliki susu pertumbuhan," ucapnya.
Susu ikan mungkin tak punya kandungan beberapa mineral lain seperti fosfor, magnesium, dan kalium yang umum ada pada susu pertumbuhan.
Prof. Tria menjelaskan, faktor lain yang membuat susu ikan tidak dapat menandingi susu pertumbuhan adalah soal rasa.
"Susu ikan dinilai mempunyai rasa amis yang menyengat. Hal itu tentu saja membuat anak-anak kesulitan untuk mengonsumsinya," pungkasnya. Hry
Editor : Redaksi