PONOROGO (Realita)- Jalan panjang Reog Ponorogo diakui United Nation Education Scientific and Cultural (UNESCO) tinggal setahap lagi. Ini setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo akhirnya, menyerahkan berkas nominasi Reog Ponorogo yang diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (ICH-01) ke Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Penyerahan dokumen persyaratan ICH-01 ini dilakukan tepat pukul 13.47 WIB, dan diterima oleh salah satu pejabat Direktorat Jendral Kebudayaan Kemendikbudristek, Desse Yussubrasta.
Baca juga: 3,5 Tahun Rilis Pimpin Ponorogo, Ini Capaian UHC Bumi Reog
Hal ini dibenarkan oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko. Ia mengakui berkat kerja keras dan gotong royong dari masyarakat dan komunitas Reog Ponorogo baik di luar negeri dan dalam negeri, akhirnya pihaknya bisa menyelesaikan dokumen persyaratan yang diminta UNESCO itu.
" Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan dokumen yang diminta. Adapun persyaratan berupa dokumen dossier isian ICH-01, 10 foto, dan vidio dokumenter dengan durasi 10 menit. Insya Alloh dengan dukungan semuanya dokumen Reog Ponorogo ini akan dikirim Kemendikbudristek ke UNESCO," ujarnya, Selasa (15/03/2022).
Kang Giri sapaan akrab Bupati Sugiri Sancoko optimis, Reog dapat lolos dan dakui dunia sebagai kesenian Ponorogo, mengalahkan Jamu yang juga diusulkan ke UNESCO tahun ini.
" Kami optimis Reog bisa diakui UNESCO. Tapi kami tidak ingin mengatakan mengalahkan Jamu, namun bisa menjadi satu-satunya kesenian daerah Indonesia yang tahun ini diakui Dunia," ungkapnya.
Ia pun meminta seluruh masyarakat Ponorogo, yang ada di Indonesia mapun di luar negeri untuk memberikan dukungan kepada Reog Ponorogo agar diakui UNESCO. Pasalnya ia mengeklaim, sesuai kajian dan penelitian tim akademisi Pemkab, Reog terancam punah bila pandemi Covid-19 ini terus berlangsung.
Baca juga: 3,5 Tahun Pimpin Ponorogo, Ini Capaian Rilis
" Kita tidak bisa manggung, kita tidak bisa berkumpul untuk pertunjukkan. Berapa pelaku seni Reog dan pengrajin Reog yang terancam gulung tikar akibat pandemi ini. Untuk itu penting agar Reog bisa diakui UNESCO dan dunia, sebagai kesenian adiluhung asli Ponorogo yang tak terbantahkan. Dengan pengakuan itu peningkatan sektor ekonomi kepariwisataan akan hidup, yang juga berimbas pada pelaku kesenian dan pengrajinnya," tekanya.
Ia menghimbau, agar dukungan masyarakat itu dapat disalurkan tidak hanya dengan doa, namun juga memasang twibbon Reog Road to ICH UNESCO di semua akun Medsos. Sebagai wujud kesungguhan masyarakat Ponorogo untuk mendukung Reog diakui dunia.
" Ayo beri dukunganya, agar dunia tahu, agar UNESCO tahu betapa Reog dicintai dan harus diperjuangkan kelangsunganya, dengan memasang twibbon dukungan di semua Medsos yang di punyai," harapnya.
Baca juga: Gantikan Giri 2 Bulan, Pjs Bupati Ponorogo Lanjutkan Program Prioritas
Tak hanya memperjuangkan Reog diakui Dunia, Giri mengaku pihaknya tengah menyiapkan monumen Reog raksasa setinggi 126 meter, yang diklaim mengalahkan monimen Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali. Hal ini untuk menyambut wisatawan lokal maupun manca negara, yang ingin berwisata sekaligus belajar tentang sejarah Reog di tanah kelahiranya Ponorogo.
" Saat ini musium peradaban dan monumen Reog di Gunung Gamping Kecamatan Sampung, sudah masuk tehap DED. Ini upaya pendampingan kami untuk kelangsungan Reog pasca diakui UNESCO. Kami optimis beratus-ratus persen Reog lolos tentunnya dengan doa dan dukungan masyrakat," pungkasnya.znl
Editor : Redaksi