Presiden Sri Lanka Lengser dari Singapura

JAKARTA– Gotabaya Rajapaksa telah mengundurkan diri sebagai presiden Sri Lanka setelah melarikan diri ke Singapura dalam menghadapi protes massa di dalam negeri atas pemerintahannya.

Ia tiba di Singapura setelah pertama kali terbang ke Maladewa pada Selasa malam. Laporan mengatakan dia ditemani oleh istri dan dua pengawalnya.

Baca Juga: Dunia Bakal Resesi pada Tahun 2023

Dia diyakini ingin meninggalkan Sri Lanka sebelum mengundurkan diri untuk menghindari kemungkinan penangkapan.

Biaya makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya melonjak bagi warga Sri Lanka.

Kementerian luar negeri Singapura mengatakan Rajapaksa tidak meminta suaka atau diberikan suaka. “Singapura umumnya tidak mengabulkan permintaan suaka,” tambahnya.

Penjabat presiden, Ranil Wickremesinghe, tidak secara resmi menjadi presiden sementara sampai dia dilantik.

Setelah dilantik, dia memiliki waktu 30 hari bagi parlemen untuk mendukungnya. Jika tidak, anggota parlemen perlu mengadakan pemungutan suara untuk presiden baru.

Baca Juga: Sri Yakin Indonesia Tak Akan Resesi

Surat pengunduran diri itu dikirim melalui email ke ketua parlemen, yang mengatakan dia akan menyelesaikan proses hukum dan mengumumkannya secara resmi pada hari Jumat.

Cilegon dalam

Wickremesinghe pada hari Kamis memberlakukan jam malam untuk hari kedua. Pemerintahnya memerintahkan jam malam dari tengah hari (06:30 GMT) hingga 05:00 Jumat untuk memadamkan protes.

Jalan-jalan di Kolombo lebih tenang ketika para demonstran anti-pemerintah mulai meninggalkan beberapa gedung resmi yang telah mereka tempati.

Baca Juga: Pemerintah Jamin Potensi Resesi di Indonesia Sangat Kecil, Ini Sebabnya

“Kami secara damai menarik diri dari istana presiden, sekretariat presiden dan kantor perdana menteri dengan segera, tetapi akan melanjutkan perjuangan kami,” kata seorang juru bicara para pengunjuk rasa seperti dikutip dari bbc.com pada Kamis (14/7).

Wickremesinghe ditunjuk sebagai penjabat presiden oleh Presiden Rajapaksa setelah dia melarikan diri, tetapi keputusan tersebut memicu protes lebih lanjut yang menuntut PM juga mengundurkan diri.

Satu orang tewas dan 84 lainnya terluka selama protes hari Rabu, yang berlangsung di tempat-tempat penting di sekitar ibu kota Kolombo, termasuk kantor perdana menteri.mor

Editor : Redaksi

Berita Terbaru