TOKYO - Sekitar 70 persen pasien virus Corona COVID-19 di Tokyo bulan lalu teridentifikasi membawa mutasi yang diyakini mengurangi efektivitas vaksin. Mutasi tersebut diberi nama varian 'Eek'.
Varian yang dimaksud mengandung mutasi E484K, dan ditemukan pada 10 dari 14 pasien yang positif COVID-19 di Tokyo Medical and Dental University selama Maret 2021.
Baca Juga: Cegah Kenaikan COVID-19 di Akhir Tahun, Pemkot Surabaya Beri Layanan Vaksinasi
Dalam 2 bulan hingga Maret, 12 dari 36 kasus mengandung mutasi tersebut. Para pasien diketahui tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri ataupun berkontak dengan orang yang bepergian.
Dikutip dari Reuters, pihak rumah sakit belum memberikan komentar atas temuan tersebut.
Baca Juga: Wali Kota Eri Cahyadi Terbitkan SE Kewaspadaan Peningkatan Kasus Covid-19
Menjelang olimpiade musim panas pada Juli mendatang, Jepang tengah bergulat dengan gelombang infeksi baru. Para pakar secara khusus memberi perhatian terhadap strain baru, sementara vaksinasi skala besar belum juga dimulai.
Pada Jumat, 446 kasus baru ditemukan di Tokyo. Sedangkan di Osaka, tercatat rekor 666 kasus baru. Para pakar mengkhawatirkan persebaran strain mutan yang juga merebak di Inggris.ik
Baca Juga: Peningkatan Kewaspadaan terhadap COVID-19 Menjelang Libur Nataru
Editor : Redaksi