Komnas HAM Menduga, Bharada E Ditumbalkan

JAKARTA- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mencurigai bahwa posisi Bharada E dijadikan 'tumbal' dalam pengusutan kasus penembakan Brigadir J yang terjadi di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

Pasalnya, sampai saat ini Komnas HAM belum mendapat bukti yang lebih kuat terkait itu. Ketua Komnas HAM Taufan Damanik menyebut pihaknya baru mengantongi keterangan dari Bharada E dan satu ajudan Sambo lainnya, Ricky.

Baca Juga: Komnas HAM Berangkat ke Swiss, Temui Para Pejabat FIFA

Sementara, CCTV di tempat kejadian perkara (TKP) belum bisa diperiksa lantaran disebut rusak.

"Jadi kami ribut-ribut soal CCTV itu karena kami melihat ada langkah-langkah lain. Tapi saya belum bisa buka langkah-langkah yang memang sepertinya nanti Bharada E aja yang nanggung semua ini," kata Taufan dalam konferensi pers daring, Jumat (5/8).

"Yang kita dukung adalah fair trial. Enggak boleh orang dihukum kalau dia enggak bersalah, tidak boleh juga orang dihukum melebihi proporsinya," imbuhnya.

Komnas HAM menyebut salah satu kendala dari penembakan Brigadir J adalah ketiadaan saksi.

Baca Juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM: 6 Tersangka Saja Tak Cukup

Saat peristiwa terjadi memang ada sosok bernama Ricky. Berdasarkan keterangan Ricky kepada Komnas HAM, Brigadir J mengacungkan senjata. Namun, kata Taufan, dia tidak melihat langsung siapa yang menjadi lawan baku tembak.

Cilegon dalam

"Setelah kemudian suara tembakan berhenti baru dia keluar dia lihat J sudah terlungkup kemudian dia lihat Bharada E turun dari tangga," ucapnya.

"Itu menurut kesaksian dia," imbuhnya.

Baca Juga: Sambo Ngaku, Skenario Tembak Menembak demi Lindung Eliezer

Menurut Taufan, untuk mengungkap siapa pelaku sebenarnya harus dengan mengecek CCTV. Oleh sebab itu, ia  tak segan akan meminta Presiden Joko Widodo dan Menkopolhukam Mahfud MD jika ada pihak yang berupaya merusak bukti itu.

"Jadi ini semua tergantung pada CCTV dan saksinya. Saya katakan di awal kalau anda baca berita nonton TV sebenarnya saya marah," kata dia.

"Saya akan lapor ke presiden, itu ancaman bahasa saya untuk mengatakan 'hei kalian jangan bohong tentang CCTV'," imbuhnya.nn

Editor : Redaksi

Berita Terbaru