72 Persen Pengguna BBM Bersubsidi Kesulitan Daftar MyPertamina

JAKARTA- Ombudsman RI mengadakan rapid assesment atau survei singkat mengenai pembatasan BBM subsidi Pertalite dan Solar melalui aplikasi MyPertamina. Salah satu hasilnya menyatakan jika mayoritas responden kesulitan dalam proses pendaftaran.

Anggota Ombudsman RI, Hery Susanto, menjelaskan assesment tersebut dilakukan selama 8-12 Agustus 2022. Pihaknya mewawancarai 781 responden di 38 kota dan 6 kabupaten yang tersebar di 31 provinsi.

Baca Juga: Rumah Kebangsaan Jatim Suarakan Penolakan Rencana Kenaikan Harga BBM

Hery mengatakan, mayoritas responden yaitu 72,9 persen belum mendaftar MyPertamina, walaupun sebanyak 67,1 persen responden mengetahui adanya rencana pembatasan pembeli BBM subsidi.

"Mengenai apa sebab belum mendaftar, 72 persen responden menyatakan tidak mengetahui teknis pendaftaran, 7 persen merupakan mobil rental atau supir, 9 persen tidak sempat, dan 9 persen tidak membutuhkan BBM bersubsidi," katanya saat konferensi pers, Kamis (25/8).

Dalam survei tersebut juga disebutkan, mayoritas responden sebanyak 59 persen mendaftar melalui dari aplikasi MyPertamina, sementara 9 persen melalui website MyPertamina, dan 32 persen secara offline atau datang ke SPBU langsung.

Terkhusus pendaftar online, Hery menyebutkan 73 persen responden menyatakan pendaftaran MyPertamina tidak mudah, serta hanya 25 persen yang menyatakan prosesnya mudah,

Baca Juga: Soal Kenaikan Harga BBM, DPR Tuding Pemerintah Lebay

"Jika responden mengalami kesulitan mendaftar online, 49 persen mengaku proses sulit dipahami, 47 persen waktu loading yang lama, 4 persen kendala persayratan," paparnya.

Adapun untuk responden yang mendaftar MyPertamia langsung di SPBU, hasil survei mengungkapkan 67 persen menyatakan ada kendala dalam pendaftarannya, dan 32 persen sisanya mengatakan tidak ada.

"Jenis kendala dalam pendaftaran offline mayoritas 44 persen menyatakan kendala jaringan, 22 persen tidak jawab. Selain kendala jaringan hasilnya kecil-kecil seperti 6 persen ada terkait belum memenuhi persyaratan, lupa password, kendala aplikasi, dan lain-lain," tuturnya.

Baca Juga: Buruh Lawan Kenaikan BBM

Dalam kesimpulannya, Hery menilai, sosialisasi pendaftaran MyPertamina belum dilakukan secara masif, mengingat tidak semua kabupaten/kota dan SPBU telah mendapatkan sarana atau alat yang digunakan dalam program MyPertamina di seluruh Indonesia.

"Golongan masyarakat seperti nelayan, petani, pedagang, dan lainnya masih alami kesulitan dalam mengakses BBM bersubsidi karena jauhnya jarak SPBU dan kelangkaan BBM subsidi di lapangan," tandasnya.par

Editor : Redaksi

Berita Terbaru