JAKARTA - Fast food, snack, minuman berperasa, dan banyak makanan-makanan yang mengandung banyak gula lainnya yang mengancam kesehatan. Kadar gula yang tinggi pada tubuh dapat menyebabkan obesitas, diabetes, hingga berpengaruh pada kesehatan seksual.
Gula berlebih juga berdampak pada kehidupan seksual. Di antaranya:
Baca Juga: Diduga Sakit Gula, Komedian Adul Dikabarkan Alami Kebutaan
1. Disfungsi Ereksi
Gula darah yang tinggi menyebabkan kerusakan pada saraf dan pembuluh darah, sehingga mempengaruhi penyerapan glukosa dari darah. Berkurangnya aliran darah ke penis mengurangi sensitivitas sehingga sulit untuk ereksi.
Penderita diabetes berisiko dua kali lebih tinggi mengalami disfungsi ereksi.
Menurut American Diabetes Association, 10 hingga 20 persen kasus disfungsi ereksi disebabkan oleh stres, depresi, ketakutan akan kegagalan seksual, dan masalah mental lainnya. Ini semua dapat berpengaruh pada orang yang memiliki diabetes.
2. Kadar Terstosteron Rendah
Kadar gula tinggi dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Biasanya, penderita diabetes tipe 2 memiliki kadar testosteron yang lebih rendah.
Baca Juga: Penderita Diabetes, Hindari Sayuran Ini!
Kadar gula darah yang tinggi pada pria dengan diabetes dapat mempengaruhi jumlah hormon luteinasi yang dilepaskan otak. Hormon ini dibutuhkan testis untuk membuat testosteron.
Testosteron rendah biasanya memunculkan gejala seperti tingkat energi rendah, perubahan suasana hati, cepat marah, konsentrasi buruk, kekuatan otot berkurang, hingga minat seks yang rendah.
3. Dorongan Seks Rendah
Dorongan atau hasrat seksual berbeda-beda setiap orang dan dapat berubah secara alami. Penurunan minat seksual secara alami biasanya disebabkan oleh stres atau usia yang semakin bertambah. Namun jika minat seksual menurun tanpa alasan yang jelas, mungkin disebabkan oleh asupan gula yang terlalu tinggi pada tubuh.
Baca Juga: Diet Sehat untuk Penderita Diabetes
Kadar testosteron yang rendah akibat diabetes juga berdampak pada dorongan seksual yang rendah.
4. Ejakulasi Mundur
Kadar gula tinggi pada tubuh juga menyebabkan rusaknya saraf dan otot sfingter eksternal untuk membuka dan menutup leher kandung kemih. Otot ini biasanya menghentikan air mani memasuki kandung kemih saat orgasme sehingga tidak dapat bekerja dengan baik. Air mani mengalir kembali ke kandung kemih, sehingga tidak terjadi ejakulasi.ik
Editor : Redaksi