JAKARTA - Saksi bernama Raisha Syarfuan mengaku pernah dihubungi mantan Menteri KKP, Edhy Prabowo. Raisha mengatakan saat itu Edhy konsultasi mengenai kado untuk istrinya.
"Pernah. Satu kali terkait mencari kado ulang tahun istrinya. Jadi waktu itu saya dapat telepon Pak Edhy nanya jam apa yang bagus untuk dibelikan kado istrinya. Seingat saya beberapa merek sudah disebut Pak Edhy, lalu seingat saya disebut beberapa jenis merek. Akhirnya yang dipilih itu Hublot mereknya, tipe saya nggak hafal, saya ingat strip biru dan rose gold," kata Raisha di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Selasa (25/5/2021).
Baca Juga: Ribuan Warga Padati Kampanye Akbar EBY di Ponorogo
Raisha mengatakan saat itu Edhy sudah menentukan merek jam. Dia menghubungi toko jam di kawasan Jakarta, harga jam itu sekitar Rp 410 juta.
"Harganya itu seingat saya Rp 400 jutaan. Rp 410 juta atau Rp 420 juta gitu. Tapi kebetulan pembelian jam ada diskon," kata Raisha.
"Rp 410 juta sudah diberi harga diskon apa belum?" tanya jaksa KPK.
"Seingat saya sesudah diskon," jawab Raisha.
Setelah penentuan harga, kata Raisha, Edhy meminta sekretaris pribadinya, Amiril Mukminin, mengurus semuanya. Setelah itu, Raisha mengaku tidak tahu apakah barang sudah dibayar atau belum.
Namun Raisha memastikan Edhy sudah menerima barang itu. Sebab, Edhy sudah mengabari Raisha kalau jam tangan sudah diberikan ke istrinya, Iis Rosita Dewi.
"Lalu Pak Edhy bilang serahkan Amiril, setelah itu saya kasih nomor Amiril. Setelah itu saya tidak tahu, saya terakhir kontak Pak Amiril saat si kurir kewalahan mencari rumah dinas pak Edhy Prabowo," ucapnya.
"Tapi pengiriman jadi?" tanya jaksa.
Baca Juga: Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono Tersangka Gratifikasi
"Jadi dilakukan, karena saya dapat WA dari pak Edhy kalau barang sudah diterima, dan sudah diserahkan sebagai kado seperti rencana awal," ucap Raisha.
Selain itu, saksi lainnya bernama Ken Widharyuda Rinaldo selaku Sales Manager Lexus Menteng mengungkapkan sekretaris pribadi Edhy, Amiril Mukminin melakukan reparasi mobil. Namun Ken mengaku tidak tahu mobil itu milik siapa.
"Amiril menginginkan reparasi mobil, jadi diperbaiki cat interior bagian dalam, jok, radio typenya mati, pada prinsipnya diperbaiki total," kata Ken.
Ken mengatakan reparasi mobil dilakukan dua tahap. Total reparasi senilai Rp 171 juta.
"Biaya renovasi mobil seluruhnya Rp 171.005.000, apa benar?" tanya jaksa.
Baca Juga: Prabowo Puji Jokowi Setinggi Langit
"Betul. Transfer 3 tahap. (Ditransfer) saudara Amiril, kedua namanya Nursan," ucap Ken.
Dalam sidang ini yang duduk sebagai terdakwa adalah Edhy Prabowo bersama stafsus, Ketua Tim Uji Tuntas Perizinan Budi Daya Lobster Andreau Misanta Pribadi, Safri selaku stafsus Edhy dan Wakil Ketua Tim Uji Tuntas, Amiril Mukminin selaku sekretaris pribadi Edhy, Ainul Faqih selaku staf pribadi istri Edhy Iis Rosita Dewi, serta Sidwadhi Pranoto Loe selaku Komisaris PT Perishable Logistics Indonesia (PT PLI) dan pemilik PT Aero Citra Kargo (PT ACK).
Edhy dkk didakwa menerima uang suap yang totalnya mencapai Rp 25,7 miliar dari pengusaha eksportir benih bening lobster (BBL) atau benur. Jaksa mengatakan uang suap diterima Edhy dari beberapa tangan anak buahnya.ik
Editor : Redaksi