SRAGEN - Petugas melakukan autopsi terhadap jasad musisi Yulius Panon Pratomo alias Yus Panon, yang mayatnya ditemukan warga mengapung di Bengawan Solo, Masaran, Sragen, Jawa Tengah. Hasilnya, petugas tidak menemukan tanda-tanda tenggelam pada tubuh korban.
"Hasil autopsi secara resmi belum dikeluarkan oleh pihak rumah sakit (RSUD dr Moewardi Solo). Namun secara lisan disampaikan, untuk penyebab kematian itu kehabisan napas," ujar Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi, dilansir, Selasa (25/5/2021).
Baca Juga: Personel Band Shaggydog, Pam Pam Wafat
Yuswanto menyebut, petugas tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan pada jasad korban. Namun di sisi lain, petugas juga tidak menemukan tanda-tanda korban meninggal akibat tenggelam.
"Tidak ada tanda-tanda penganiayaan. Tanda-tanda tenggelam tidak ditemukan ya, karena pada saluran pernapasan bersih," ungkapnya.
Kondisi saluran pernafasan yang bersih, menimbulkan pertanyaan terkait kemungkinan korban sudah meninggal sebelum masuk ke air. Terkait hal itu, Yuswanto mengaku masih akan menunggu hasil autopsi resmi sembari melakukan pemeriksaan saksi-saksi.
"Ya itu makanya masih ada yang belum sepenuhnya diyakini oleh penyidik, maka kita juga akan imbangi dengan keterangan saksi," jelasnya.
Baca Juga: Eks Bassist Band Edane, Iwan Xaverius Meninggal
Yuswanto mengatakan, pemeriksaan saksi dilakukan sejak siang tadi, kepada orang-orang yang terakhir kali bertemu dengan korban. Hingga kini pihaknya sudah memeriksa dua orang saksi.
"Betul, kita minta keterangan di Polres. Ada dua orang temannya yang malam itu terakhir bertemu dengan yang bersangkutan," kata dia.
Selain itu, lanjutnya, petugas juga meminta keterangan pihak keluarga terkait kemungkinan riwayat penyakit yang diderita korban. Yuswanto menyebut, kemungkinan korban meninggal akibat tindak pidana juga tidak luput dari penyelidikan petugas.
Baca Juga: Mayat Wanita Dalam Koper di Kalimalang Bekasi
"Segala macam skenario akan kita dalami, termasuk barangkali yang bersangkutan terkena serangan jantung atau bagaimana kemudian terjatuh masuk ke dalam sungai. Atau kemungkinan buruknya, kemungkinan telah terjadi tindak pidana juga kita dalami," urainya.
Kondisi korban yang sudah membusuk saat ditemukan, sempat membuat petugas memperkirakan jasad korban sudah meninggal tiga hingga empat hari. Menurut Yuswanto, perkiraan tersebut bisa saja keliru karena faktanya masih ada saksi yang melihat korban masih hidup pada hari Minggu (23/4) dini hari.
"Buruknya kondisi jasad bisa terjadi secara alami. Kalau kemarin prediksi mayat sudah 3-4 hari saya kira hanya prediksi, karena secara fakta pada Minggu dini hari pukul 1 pagi yang bersangkutan masih ngobrol dengan saksi," terangnya.ik
Editor : Redaksi