SIDOARJO (Realita)- Sudah 17 tahun masjid Baitul Hamdi yang terletak di Desa Besuki, Kecamatan Jabon terbengkalai akibat semburan lumpur. Meski terbengkalai, masjid ini masih terlihat kokoh berdiri.
Kondisinya saat ini masjid Baitul Hamdi tetap berdiri kokoh, hanya terlihat tidak terawat, dan kotor. Bahkan dinding samping masjid banyak tanaman liar yang merambat.
Baca Juga: Sambut Pemilu 2024, Pemkab Sidoarjo Gelar Deklarasi Damai
Masjid Baitul Hamdi terletak di luar peta areal terdampar (PAT). Namun posisi masjid sangat dekat dengan semburan utama lumpur Sidoarjo.
Kontruksi masjid Baitul Hamdi yang berlantai dua itu terlihat masih kokoh. Diduga masjid tersebut tidak dirawat. Karena terlihat di dalam masjid sangat kotor dan cat dindingnya terkelupas, serta di dalam masjid tidak terlihat fasilitas untuk menunaikan ibadah salat.
"Sebelum adanya virus COVID-19 masjid ini masih digunakan untuk menunaikan ibadah berjamaah salat hari Raya Idul Fitri," kata Susanto (51) warga Besuki di saat ditemui, Kamis (30/3/2023).
Susanto mengaku, sebelum munculnya semburan lumpur di sekitar masjid berdiri sebuah pondok pesantren. Serta di depan masjid juga terdapat makam Islam warga Desa Besuki. Namun pada 29 Mei 2006 yang silam munculah semburan lumpur.
Akibat dari semburan tersebut ada belasan desa dari tiga kecamatan yakni Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin, yang warganya harus meninggalkan kampung halamannya. Termasuk warga Desa Besuki, Kecamatan Jabon.
Baca Juga: Diikuti 900 Guru, Gus Muhdlor Minta Porgu PGRI Jadi Spirit Bersama
"Adanya pandemi COVID-19, warga enggan menunaikan salat berjamaah di Masjid Baitul Hamdi ini. Sehingga masjid ini terlihat tidak terawat," kata Susanto
Sejak tanggul penahan lumpur jebol pada 10 Februari 2008 ribuan warga dari tiga desa, yakni Desa Kedung Cangkring, Pajarakan, dan desa Besuki Kecamatan Jabon tersebut, meninggalkan desanya. Mereka mengungsi ke bekas Jalan tol Sidoarjo - Gempol, disana mereka mendirikan tenda-tenda darurat.
Berdasarkan Perpres No 48 tahun 2008 perubahan dari Perpres No 14 tahun 2007 tentang BPLS tiga desa yakni Besuki, Kedung Cangkring, dan Pajarakan Kecamatan Jabon dimasukan sebagai wilayah terdampak lumpur. Tanah di tiga desa tersebut dibeli oleh negara melalui Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) dengan dana dari APBN.
Kecuali tanah yang digunakan untuk fasilitas sosial (Fasos) dan tanah fasilitas umum (Fasum). Termasuk salah satunya masjid Baitul Hamdi. Sehingga masjid tersebut masih terlihat sampai sekarang.
Baca Juga: Tim Sepak Bola Putri Sidoarjo Sabet Medali Emas Porprov Jatim VIII 2023
Meski tak lagi digunakan untuk melakukan ibadah oleh masyarakat Besuki. Namun struktur bangunan hingga kemegahan masjid masih tampak masih terlihat koko. Tidak nampak kerusakan sedikit pun meski lumpur menenggelamkan desa Besuki.
"Sejak dari kejadian tanggul jebol tersebut, warga tidak memikirkan untuk merawat masjid Baitul Hamdi ini," ujarnya.
"Sebenarnya eman mas, masjid Baitul Hamdi ini tidak terawat. Seandainya masjid ini dirawat dengan baik, kemudian dijadikan tempat wisata religi sangat bagus. Bisa menarik wisatawan lokal untuk mengenang keganasan semburan lumpur," pungkas Susanto.jh
Editor : Redaksi