ST PETERSBURG- Belgia yang menjadi tim nasional berperingkat FIFA tertinggi di dunia masuk putaran final Euro 2020 dengan hasrat membuktikan kalibernya setelah secara mengejutkan dihentikan oleh Wales dalam perempatfinal Euro 2016.
Kini mereka bertandang ke St Petersburg guna menjalani laga pembuka dalam Grup B menghadapi Rusia yang tak pernah bisa mengalahkan Belgia dalam tujuh pertemuan kedua tim.
Baca Juga: Gol Italia di Detik Terakhir, Akhiri Langkah Kroasia di Euro 2024
Rekor tak pernah kalah itu bisa saja berubah karena Rusia mendapatkan keuntungan tampil di kandangnya dan tentu didukung pendukungnya.
Belgia terbang ke St Petersburg dengan menyandang status favorit kuat merebut gelar juara turnamen besar pertamanya dan menjuarai Grup B.
Namun, prospek mereka untuk mulus melalui putaran final agak dirusak oleh cedera yang dialami tiga pemain pentingnya; Kevin de Bruyne, Axel Witsel dan kapten Eden Hazard.
De Bruyne mengalami cedera pada mukanya saat final Liga Champions bulan lalu, Witsel masih berusaha memulihkan diri dari bedah tendon achilles, dan Hazard tidak sepenuhnya bugar setelah didera cedera selama di Real Madrid. Tapi Hazard lebih bisa ditampilkan ketimbang kedua rekannya itu.
Ketidakhadiran trio berkualitas yang menjadi urat nadi Belgia itu sungguh kehilangan besar. Namun, mengingat Belgia kaya dengan stok pemain berkualitas, ketidakhadiran trio itu bisa saja berdampak minimal dan malah memberi kesempatan kepada pemain Leicester City Youri Tielemans untuk maju memimpin satu bulan setelah tampil heroik dalam final Piala FA.
Mengutip Reuters, pelatih Belgia Roberto Martinez memuji Tielemans bahwa dia adalah "playmaker cerdas yang membuat kami memperluas daya jangkau serangan kami tapi dia juga bertahan sangat cerdas."
Di depan, Romelu Lukaku mengarungi turnamen ini dengan bekal pemain yang berperan besar di balik sukses Inter Milan menjuarai Serie A Italia. Dia sungguh siap dan ini dibuktikan oleh rapornya yang tetap bagus sampai menciptakan 60 gol termasuk gol penentu kemenangan saat melawan Kroasia dalam laga persahabatan beberapa waktu lalu.
Salah satu dari 60 gol Lukaku itu tercipta November 2019 di St Petersburg ketika Belgia menggasak Rusia 4-1 untuk finis 100 persen dalam kualifikasi Euro 2020.
Rusia sendiri lolos ke putaran final setelah menduduki posisi kedua di bawah Belgia namun berselisih jauh enam poin.
Jika melihat hasil November 2019 itu, keuntungan tampil di kandang sendiri sepertinya sulit dikapitalisasi Rusia apalagi dari hari ke hari tim Belgia makin solid dan maut.
"Ya tim mereka itu kuat, tapi kami akan membuat setiap upaya untuk bermain bagus melawan mereka," kata Anton Shunin yang memikul tugas berat mengisi kekosongan yang ditinggalkan penjaga gawang utama Rusia, Igor Akinfeev.
Baca Juga: Berkat Donnarumma, Italia Cuma Kalah Tipis dari Spanyol
Rusia juga akan memanfaatkan betul striker jangkung Artyom Dzyuba dalam merusak Belgia dengan bantuan Denis Cheryshev dan Alexander Golovin, begitu peluang gol mendatangi mereka.
Namun yang menjadi kunci Rusia dalam menahan badai serangan Belgia adalah pertahanan lima beknya yang bisa membuat frustrasi tim tamu. Skema ini membuat Rusia bisa memaksa seri Spanyol dalam 16 besar Piala Dunia 2018 dan melenggang ke perempatfinal lewat adu penalti.
Sekalipun tak diperkuat trio pemain pentingnya, Belgia tetap Belgia yang kaya pemain berbakat. Satu hal lagi yang menguatkan keyakinan mereka bisa memetik tiga poin adalah pernah mengalahkan Rusia di tempat yang sama dua tahun lalu.
Rusia tahu pasti Belgia tetaplah kekuatan mengerikan meskipun tanpa Hazard, De Bruyne dan Witsel.
Oleh karena itu Rusia akan melakukan pendekatan yang hati-hati guna menghindari terulangnya kekalahan besar yang kerap mereka alami sewaktu melawan Belgia. Setelah menang 1-0 dalam laga persahabatan melawan Bulgaria, pelatih timnas Rusia Stanislav Cherchesov menjanjikan tim yang lebih tajam sejak kickoff dan lebih cerdik dalam melancarkan serangan balik di St Petersburg.
November 2019, Rusia nyaris berhasil memetik hasil dari taktiknya memenuhi lapangan tengah yang sempat membuat Belgia kesulitan bermanuver. Tetapi saat itu Belgia memiliki de Bruyne yang kreatif memecah barikade Rusia di lapangan tengah.
Baca Juga: Diserang Badai Cidera, Kevin De Bruyne Tak Dipanggil Timnas
Rusia juga disulitkan oleh pergerakan cepat dua pemain Belgia yang memiliki kemampuan sprint dalam menyambut dan meneruskan bola dari tengah. Kedua pemain itu, Dries Mertens dan Romelu Lakuka, kini bugar diturunkan dalam laga pertama Grup B. Tetapi mereka kehilangan pemasok bola andal pada diri de Bruyne. Dan ini bisa menjadi insentif bagi Rusia.
Persoalan yang mungkin tak akan diulang Rusia adalah tidak lagi sering menumpuk pemain di tengah karena pengalaman November 2019 mengajarkan bahwa formasi itu malah membuat Rusia kesulitan meladeni ancaman permainan melebar Belgia.
Belgia mungkin tak bisa lagi membuat pertukaran posisi sempurna antara Eden Hazard dan Mertens yang pada November 2019 kerap mematikan bek Georgiy Dzikiya. Kombinasi Eden dan Mertens ini menciptakan gol kedua Belgia. Kini Eden kemungkinan tak bermain, dan ini bisa menguntungkan Rusia.
Ketiadaan Witsel dan de Bruyne bisa saja tak mengurangi ketangguhan Belgia. Rusia pernah kesulitan mengirim umpan-umpan panjang karena selalu dijegal oleh kedua pemain Belgia itu. Dan kini kedua pemain bakal absen sehingga bisa menjadi faktor menguntungkan bagi Rusia.
Dalam pertemuan Minggu dini hari nanti itu Rusia bisa lebih bisa menciptakan peluang dan bisa lebih sering menguji Thibaut Courtois yang dalam laga November 2019 jarang sekali diganggu pemain-pemain Rusia.
Dari prediksi lineup UEFA itu, Rusia cenderung mempertahankan formasi sama tapi dengan tujuan berbeda yang memanfaatkan ketidakhadiran de Bruyne dan Witsel, serta mungkin Hazard. Tetapi Belgia masih memiliki Leander Dendoncker dan Tielemans. Rusia bisa saja tetap sulit melepaskan tekanan seperti dua tahun lalu dan sebaliknya tak bisa mengancam Belgia.bos
Editor : Redaksi