Jenguk 36 Pengungsi Tanah Gerak Bekiring, Bupati Ponorogo Siapkan Skema Relokasi

PONOROGO (Realita)- Bencana tanah gerak yang terjadi di Dukuh Nguncup Desa Bekiring membuat puluhan warga di wilayah ini mengungsi di pengungsian. Tercatat, sudah dua minggu lamanya 14 Kepala Keluarga (KK) dengan total 36 jiwa menempati tenda pengungsian yang dibangun Dinas Sosial Ponorogo. 

Hal ini membuat Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko meninjau langsung lokasi pengungsian warga terdampak bencana tanah gerak Gunung Gede tersebut. Di lokasi pengungsian Bupati Sugiri bersama Wakil Bupati (Wabup) Lisdyarita memberikan bantuan sembako dan buku bacaan bagi sejumlah anak yang berada di pengungsian. 

Baca Juga: Bursa 3 Calon Cabup Ponorogo Menguat, Sugiri-Ipong Berpotensi Kembali Berhadapan

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan, saat ini pihaknya telah mempersiapkan lahan calon relokasi warga, karena hunian yang dulu sudah tidak bisa ditempati lagi akibat terdampak tanah gerak, terlebih retakan tanah yang terjadi terus membesar setiap harinya. 

" Permintaan pengungsi memang harus relokasi, karena per hari ini penurunan retakan sudah hampir satu meter. Kami sedang mencari alternatif selain tanah kas desa, ada lahan tapi perlu ada pendekatan. Ini untuk lahan relokasi warga ini," ujarnya, Rabu (24/05/2023).

Sugiri berharap warga sabar, dan mempercayakan urusan relokasi ini kepada Pemkab. Ia mengaku semua kebutuhan logistik pengungsi akan terus disuport oleh Pemkab. 

" Kami mohon bersabar tidak lama kok. Nanti disurvie dan diukur berapa kebutuhannya untuk lahan relokasi ini. Sementara untuk makan minum di pengungsian akan terus di supplay oleh Dinsos setiap hari nya. Saya lihat sudah tercukupi semua," akunya. 

Sementara itu Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo menjelaskan Surono, pergerakan tanah di Dukuh Nguncup masih terjadi hingga saat ini. Dimana rata-rata panjang retakan mencapai 20 hingga 60 centimeter. Tak hanya berdampak pada rumah 14 KK warga Dukuh Nguncup. Namun retakan saat ini  juga telah mengancam 3 rumah warga yang berada di atas.  

" 20-60 centimeter.  Kemarin juga baru bergerak lagi 2-5 centimeter," jelasnya. 

Baca Juga: Rp 10 M Disiapkan untuk Pembangunan Huntara Warga Terdampak Bencana Tanah Gerak Wonosalam

Surono mengaku, jalur retakan di Dukuh Nguncup merupakan jalur terusan retakan Gunung Gede di Desa Banaran yang longsor pada 2017 silam. Dari mitigasi BPBD panjang retakan di Dukuh Nguncup ini mencapai 300 meter dengan lebar lebih dari 100 meter. 

" Kalau dari titik mahkota panjang jalur retakan ini 300 meter, dengan lebar 100 meter, ini Gunung Gede, dibalik bukit ini jalur retakan ini masih sejalur dengan retakan Banaran yang longsor 2017," akunya.

Lebih jauh, Surono menambahkan tanah gerak di Dukuh Nguncup ini sebenarnya telah terjadi sejak 2016, dan terjadi kembali pada 2017 bersamaan dengan longsor Banaran. Berdasarkan hasil mitigasi dengan PVMBG Bandung kawasan ini memang harus direlokasi, karena retakan tanah dapat terjadi bila hujan. 

" Karena tanah ini akan kembali bergerak bila hujan tiba. Pergerakan tanah untuk 2023 ini terjadi pada 29 April kemarin, dengan pergerakan cukup signifikan," tambahnya. 

Baca Juga: Tingkatkan Pelayanan Kesehatan, Bupati Ponorogo Revitalisasi Puskesmas Ngrayun

Bupati Sugiri melihat langsung rumah warga yang nyaris ambruk akibat tanah gerak Bekiring. Bupati Sugiri melihat langsung rumah warga yang nyaris ambruk akibat tanah gerak Bekiring.

Terkait pengusi, ia mengaku para warga ini mulai masuk pengungsian sejak 29 April 2023 lalu. Hal ini dipicu pergerakan tanah yang terus terjadi membuat warga ketakutan tinggal di rumah. 

" Kalau malam mereka dipengusian kalau pagi mereka kembali ke rumah karena ada hewan ternak, tapi kalau hujan tidak diperbolehkan," pungkasnya.adv/znl

Editor : Redaksi

Berita Terbaru