YPBLBN Kota Batu Akan Akomodir Seni Budaya yang Belum Miliki Ijin dan SIUP

BATU (Realita)- Dalam rangka pelestarian budaya Jawa yang adi luhung tampak sejumlah budayawan se-Malang Raya hadir dan berkumpul menyaksikan peresmian Yayasan Pelestarian Budaya Luhur Bumi  Nusantara (YPBLBN) dan Campursari Karawitan yang dikemas Halal Bihalal Ngaji Sambung Roso bersama " Gus Gendeng " dengan Gending Sholawat Jamus Kalimosodo. 

Prosesi peresmian ditandai dengan pemotongan nasi tumpeng oleh Agus Budi Cahyono (Den Beiy) selalu pendiri YPBLBN yang diberikan kepada perwakilan dari Pemkot Batu yang berlangsung di Jalan Abdul Gani Bawah No. 14 Kota Batu, Rabu (24/5/2023) malam. 

Baca Juga: TNI AL dan BKKBN Galakkan Program Keluarga Keren Bebas Stunting di Madura

Ketua Yayasan YPBLBN Kota Batu, Yoyok Yoliono mengatakan, kegiatan kali ini adalah peresmian YPBLBN yang sekaligus halal bihalal pasca lebaran bersama rekan-rekan budayawan khususnya di Malang Raya dan sifatnya Nasional.

" Dengan berdirinya yayasan ini kami mengharapkan nantinya kita dapat mengakomodir semua budaya yang ada di Kota Batu, seperti jaranan, bantengan dan yang lainya yang belum memiliki ijin dan SIUP kita shiap untuk mengakomodirnya," ujar Yoyok.

Lebih lanjut Yoyok Yoliono menjelaskan, dengan adanya yayasan ini dirinya berharap sekali budaya-budaya yang ada di Kota Batu dan Malang Raya untuk bisa saling bersinergi satu dengan yang lainnya. 

Baca Juga: Pj. Wali Kota Batu Dukung 16 Butir Rekomendasi Hasil Kongres Kebudayaan II Kota Batu

" Khususnya untuk di Malang Raya, karena dulu disini basis dari kerajaan Singosari yang merupakan kerajaan utama di Malang Raya, sehingga dengan adanya peninggalan budaya tersebut kita harus bisa melestarikanya," harap Yoyok

Sementara itu Katarina Dian Nefiningtyas S. Sos, selaku penasehat YPBLBN Kota Batu menyampaikan, peresmian pada kali ini tidak hanya dilingkup internal Den Beiy sendiri akan tetapi seluruh masyarakat se-Malang Raya juga nasional seperti yang disampaikan oleh ketua yayasan YPBLBN. Kata Bunda Sanduk biasa disapa.

Baca Juga: Khofifah Bersyukur Harga Stabil dan Stok Tercukupi hingga Lebaran

" Alhamdulilah pada malam ini urik- urik tidak hanya sifatnya pelestarian budaya semata dalam satu titik, akan tetapi urik- urik budaya jawa memang harus dilakukan yang nantinya semua cucu dan cicit kita akan tahu," terang Katarina Dian. 

Katarina Dian biasa dipanggil Bunda Sanduk mengungkapkan, untuk perlu diketahui bahwa pada peresmian kali ini peralatan musik gong dan gamelan dan lainya yang ditampilkan itu semua baru dari Den Beiy sendiri tanpa memungut sepeser pun dana dari siapa pun. Pungkas Bunda Sanduk.ton

Editor : Redaksi

Berita Terbaru