Dua Pasangan Capres Hanya Untungkan Oligarki

JAKARTA- Pernyataan pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jusuf Wanandi di salah satu stasiun swasta nasional memunculkan beragam kritik. Ini lantaran Jusuf turut menyatakan bahwa Pilpres 2024 akan diisi 2 pasangan calon.

Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai pernyataan Jusuf Wanandi mengambang dan berpihak pada Istana. Sebab, kubu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto akan sulit bergabung.

Baca Juga: Direktur P3S:  Pengangkatan 127 ASN di Minut Sudah Prosedural, Jangan Jadikan Komoditas Politik

“Dari satu sisi saya sepakat dengan dia menolak 3 periode atau penambahan masa jabatan. Tapi untuk 2 capres agak sulit,” tegasnya, Minggu (28/5).

Menurutnya, koalisi gendut atau gemuk juga tidak akan menguntungkan bagi publik. Alasannya, karena sistem akan diatur oleh mayoritas dan mereka bisa leluasa merekayasa korupsi berjamaah. Sementara pihak oposisi akan minoritas.

Baca Juga: Pemerintahan Prabowo Diminta Tak Pakai Jasa Buzzer dan Influencer

 

Cilegon dalam

“Koalisi besar akan menguntungkan kelompok oligarki menjalankan aksinya,” sambungnya.

Baca Juga: 79 Tahun Merdeka, Kemerdekaan untuk Oligarki dan Koruptor?

Atas dasar itu juga, Jerry Massie berharap koalisi Golkar dan PAN terwujud, sehingga Airlangga dan Zulkifli Hasan bisa tampil sebagai duet capres-cawapres.

“Justru saya menilai ini akan lebih baik dan positif dalam tatanan demokrasi,” tutupnya.jr

Editor : Redaksi

Berita Terbaru