Grebeg Suro Ponorogo Curi Perhatian NGO JICA Jepang

PONOROGO (Realita)- Ritual kebudayaan Grebeg Suro di Kabupaten Ponorogo tidak hanya menjadi perhatian masyarakat Indonesia, namun juga dunia. Ini setelah Non Government Organization (NGO) Desk Coordinator  Japan International Cooperation Agency (JICA) melirik proses penyambutan penanggalan Jawa 1 Suro tersebut. 

Tak hanya melihat jalanya prosesi Bedol Pusaka, Inisiator pengembangan dan kerja sama  pendidikan kebudayaan Jepang ini juga menyaksikan  Kirab Pusaka dari Komplek Pemakaman Betoro Katong ke Komplek Rumah Dinas Bupati (Pringgitan). 

Baca Juga: Head to Head Ipong vs Giri di Pilkada Ponorogo, Indopol: Peluang Incumbent Menang 65,85 %

Staff NGO Desk Co JICA Makiko mengatakan, sebagai kota berbasis budaya, Ponorogo memang memiliki daya tarik sendiri untuk memikat wisatawan. Mulai dari keunikan kesenian Reog Ponorogo hingga ritual Grebeg Suro. 

" Kebudayaan hidup, masyarakatnya begitu menjaga keberlanjutan kebudayaan ini dari masa ke masa. Sungguh unik dan menarik. Cukup layak untuk jadi jujukan wisatawan," ujarnya usai menyaksikan prosesi Kirab Pusaka, Selasa (18/07/2023). 

Makiko mengaku, terkejut melihat kemegahan budaya yang ditampilkan Ponorogo dalam penyambutan tahun baru jawa 1 Suro ini. Hal ini menjadi pengalaman tidak terlupakan bagi tim nya, dan menjadi penyemangat untuk serius menjalin kerja sama antara Jepang dan Ponorogo dibidang pendidikan kebudayaan. 

" Jika kami tidak ke Ponorogo, kami tidak tahu betapa megahnya kebudayaan Grebeg Suro dan Reognya juga. Ini menjadi pengalaman menakjubkan bagi kami. Dan menjadi kota paling unik di Indonesia," ungkapnya. 

Baca Juga: Usung Kembali RILIS Dalam Pilkada Ponorogo, PDIP: Sosok yang Sejahterakan Rakyat

Bujeng Porak menjadi rebutan ribuan warga yang hadir dalam kirab pusaka Bujeng Porak menjadi rebutan ribuan warga yang hadir dalam kirab pusaka

Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengaku senang Grebeg Suro tahun ini cukup banyak mengundang perhatian wisatawan. Disetiap pagelaran ivent cukup banyak warga yang datang. Hal ini membuat upaya pihaknya untuk memberikan pertunjukan budaya ke pada masyarakat Ponorogo tidak sia-sia. 

" Pertama Pandemi Covid-19 sudah selesai, selain itu kita memberikan banyak value. Misalnya begini, kota-kota kita beri velue, dengan kita poles. Kemudia Reog kata beri edit value, misalnya kita bawa ke Unesco. Kita bangun museum nya juga. Sehingga memiliki nilai lebih. Ekonomi kita tumbuh, sehingga ramai tahun ini," ujarnya. 

Baca Juga: Pilkada Ponorogo, ARCI Klaim Elektabilitas Sugiri Tertinggi

Kendati sukses menggelar Grebeg Suro, namun ia meminta 1 Suro tahun ini, atau I Muharam dalam penanggalan tahun Islam, menjadi momentum intropeksi diri. Evaluasi atas apa yang sudah kita lakukan tahun lalu, agar dapat menjadi lebih baik di tahun depan. 

" Momentum evaluasi dan introspeksi kita bersama atas tahun lalu. Ke depan bisa menjadi lebih baik lagi, dan memberikan manfaat untuk sesama," pungkasnya. adv/znl

Editor : Redaksi

Berita Terbaru