Varian Delta Diyakini 10 Kali Lipat Lebih Ganas

JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengungkap lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi kini melampaui beberapa puncak COVID-19 di Indonesia sejak pandemi. Terlebih di tengah menyebarnya varian Delta yang menular lebih cepat.

Misalnya, puncak Corona yang terjadi di Januari lalu. Menurut Daeng, kala itu membutuhkan waktu tiga hingga empat bulan untuk menembus puncak COVID-19 Indonesia dengan penambahan 14 hingga 15 ribu kasus.

Baca Juga: Tenang! Varian Delta Lebih Berat daripada Omicron

"Kalau kita lihat ini penularan dua hari sudah tembus 20 ribu, meskipun kemarin sempat turun sedikit. Artinya, ini kejadian lonjakan kali ini sangat tinggi mengalahkan lonjakan sebelumnya, kita sudah pernah mengalami empat lonjakan," bebernya dalam webinar Solidaritas Melawan Pandemi, Sabtu (26/6/2021).

"Terakhir itu di awal tahun lonjakan-nya cukup tinggi, sempat tembus 14-15 ribu, itu berjalan kira-kira membutuhkan waktu 3-4 bulan, sementara lonjakan tembus 20 ribu itu ini hanya kira-kira 2 minggu, sangat hati-hati," wanti-wanti Daeng. 

Baca Juga: Varian Baru Covid Kelas Super, Ditemukan

Daeng menjelaskan, karakteristik varian Delta terbukti menular lebih cepat, bisa hingga 10 kali lipat dari strain asli. Usia anak yang sebelumnya lebih 'kebal' COVID-19, kasusnya kini malah meningkat dengan mengeluhkan gejala berat.

Cilegon dalam

"Karakteristik virusnya luar biasa, mutasinya cepat dan sekali mutasi ini akan menimbulkan strain baru yang lebih cepat menularkan, bahkan mungkin yang Delta ini 10 kali lebih cepat penularannya," jelas Daeng.

Baca Juga: Dinkes Surabaya Charger Ulang Semangat Juang Nakes

Tak hanya itu, kasus OTG Corona juga terus meningkat. Namun, sulit diidentifikasi berapa banyak kasus COVID-19 tanpa gejala dan tersebar di mana saja. "Ini yang dari sisi virusnya penularan akan berpotensi lonjakan-lonjakan," bebernya.

Daeng menekankan, perlu ada pembatasan mobilitas yang ketat, apapun namanya, sesuai dengan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Jika penanganan COVID-19 di sisi hulu seperti penerapan protokol kesehatan, pembatasan mobilitas tak berjalan baik, akan sulit wabah COVID-19 segera terkendali.ik

Editor : Redaksi

Berita Terbaru