Puluhan Santri di Lamongan Diduga Keracunan, Ini Penjelasan Pihak Ponpes!

LAMONGAN (Realita) - Puluhan santri dan santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Fiqih yang ada di Dusun Ngepung, Desa Rejosari, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan, harus dilarikan ke puskesmas dan Rumah Sakit lantaran diduga keracunan, Sabtu (09/09). 

Terkait hal tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Fiqih, KH. Abdul Muadzim, menjelaskan dugaan itu menimpa sebanyak 49 santri pada Sabtu (09/09) lalu, yang rata-rata mengalami gejala yang hampir sama yakni nyeri perut, batuk, dan nyeri tenggorokan. 

Baca Juga: Diduga Keracunan, 3 Karyawan PT PPLI Tewas Dalam Kontainer Limbah

Dirinya juga mengatakan dari hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan setempat, bahwa kejadian ini masih diselidiki dan menetapkan insiden tersebut sebagai kejadian luar biasa. 

"Kejadian ini awal diketahui sabtu pagi bagaimana 10 santri putri sakit secara bersamaan dan di rujuk ke RS Soegiri dan Puskesmas Deket, " kata KH. Abdul Muadzim saat menggelar press release bersama sejumlah awak media, Senin (11/09).

"Dari itu kemudian disusul santriwati yang lain. Dari 49 semua santri putri dan 1 santri laki-laki," terusnya. 

Lebih lanjut ia menceritakan bahwa kejadian itu menimpa mayoritas santriwati. Sehingga menyimpulkan bahwa tidak ada keracunan makanan dari Ponpes. "Karena santri laki-laki tidak mengalami gejala apapun, " tandasnya. 

Di tempat yang sama Sub Koordinator Survei Lans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan, Maratus Sholihah, menyatakan tidak mendapati indikasi keracunan lantaran kurangnya bukti sampel makanan yang sudah tidak ada. Ia juga mengasumsikan bila pada hari sebelum kejadian tepatnya hari Jumat santri wati mendapat banyak kunjungan dari orang tua wali.

"Hari jumat tanggal 8 bertepatan kunjungan wali murid. Bisa jadi konsumsi makanan dari luar. Saat itu sudah banyak sakit batuk-batuk," kata Maratus Sholihah.

Sementara menurut Hadi Sumarto, selaku dokter yang menangani dugaan keracunan massal tersebut menjelaskan dari data yang diuraikan bila para santri ini kebanyakan menderita gastrisit atau magh akut yang dipicu asal lambung. Kecenderungan ini terjadi karena stres, cemas, atau panik.

Baca Juga: Sekeluarga Tewas Keracunan di Bekasi, Diduga Kuat Pembunuhan Berantai yang Terencana

"Karena melihat temannya sakit terus ikut sakit pula, bisa juga karena panik mendekati ujian, banyak faktor. Tapi kalau hasil lab tidak menunjukan adanya keracunan," beber Hadi Sumarto.

Dari data yang dihimpun Dinkes Lamongan, sebagian besar santri kondisinya sudah membaik dan dipulangkan. Dimana 18 santri dirawat di Puskesmas Deket, 2 RSI Lamongan, 26 RS dr. Soegiri Lamongan.

Untuk tindak lanjut, Dinkes masih terus mencari tahu pasti penyebab utama sakit massal yang dialami santri Dhalul Fiqhi dengan mencoba mengambil sampel air. 

Sebelumnya, puluhan santri di salah satu Pondok Pesantren di Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan tersebut dikabarkan telah dilarikan ke rumah Sakit dan puskesmas (09/09) lantaran diduga keracunan. 

Kasubag Hukornas RSUD. Dr. Soegiri Lamongan, Tadi, menjelaskan ada 26 santri menjalani perawatan dengan keluhan berbeda-beda. Namun beberapa diantaranya sudah di perbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik.

Baca Juga: Diduga Keracunan Pestisida, Kakek di Ponorogo Tewas di Sawah

"Keluhannya berbeda-beda, ada yang mual, sakit perut, demam dan batuk,“ kata Tadi saat dikonfirmasi awak media, Minggu (10/09).

"Dari hasil penanganan di IGD (Instalasi Gawat Darurat) ada sebanyak 6 santri sudah boleh pulang. Sedangkan yang 20 masih observasi. Kemudian pagi tadi ada 13 pasien yang juga diperbolehkan pulang dan tinggal 7 pasien yang masih dirawat," lanjutnya. 

Dari informasi yang dihimpun, ada 18 santri lainnya yang dirawat di Puskesmas Deket dengan dugaan yang sama. Namun sebanyak 11 santri diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik. Sementara 7 lainnya masih dirawat.

Selain itu sebanyak 30 santri mengalami gejala ringan dan hanya istirahat di Ponpes. Sedangkan 2 santri dirawat di Puskesmas Kota Lamongan dan juga sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya.Def

Editor : Redaksi

Berita Terbaru