Dampak Musim Kemarau dan Karhutla di Ponorogo, Pasien ISPA Anak Naik Dua Kali Lipat

PONOROGO (Realita)- Musim kemarau berkepanjangan yang melanda Kabupaten Ponorogo sejak beberapa bulan terakhir, berimbas meledaknya jumlah penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA). 

Dari data di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono Ponorogo, jumlah pasien ISPA yang dirawat maupun berobat jalan naik 2 kali lipat. Dimana mayoritas penderita ISPA adalah anak-anak dengan rentang usia 5  hingga 16 tahun. 

Baca Juga: HUT 106 Tahun, RSDH Ponorogo Bersiap Jadi Rumah Sakit Pariwisata

Direktur RSUD dr Harjono Ponorogo dr Yunus Mahatma mengatakan, jumlah pasien ISPA yang dirawat di ruang Delima ( ruang perawatan anak), bila biasanya 5 pasien setiap harinnya, kini rata-rata setiap hari mencapai 10 hingga 15 pasien, dengan keluhan gangguan pernapasan hingga demam. 

" Naik 2 kali lipat. Di bagian anak di ruang Delima, dari kapasitas tempat tidur pasien 50 bed, setiap hari rata-rata 10 hingga 15 pasien," ujarnya, Kamis (19/10/2023). 

Mahatma menambahkan, untuk pasien berobat jalan yang mengidap ISPA mencapai 20 persen untuk pasien anak, dan 25 persen untuk pasien dewasa. 

Baca Juga: Terbukti Efesien Bagi Pasien, SIEMERY RSUD Ponorogo Masuk Top 8 Kovablik Jatim 2023

" ISPA kalau akut pasti ada demam, ada batuk, bisa sesak juga. Ada beberapa juga pasien Covid-19 yang bergejala seperti ISPA," tambahnya. 

Ia mengungkapkan, tingginya pasien penderita ISPA belakangan ini, tidak hanya disebabkan kemarau panjang, namun juga peningkatan suhu, debu serta materi airogin yang beterbangan membuat masyarakat rentan terken ISPA. Terlebih belakangan ini kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) semakin sering. 

" Jadi kemarau panjang, suhu yang panas lebih dari biasanya, ada beberapa juga akibat Karhutla. Ini membuat peningakatan penderita ISPA semakin signifikan," ungkapnya. 

Baca Juga: Manjakan Pasien dan Karyawan, Harjono Mart Ponorogo Resmi Dibuka

Pihaknya menghimbau kemasyarakat untuk kembali menggunakan masker, untuk menghindarai terpapar aerogin yang terbawa angin pemicu ISPA. Khususnya bagi anak-anak yang retan terpapar penyakit ini. 

" Kembali memakai masker. Untuk menghindari debu dan materi airogin di udara pencetus ISPA," pungkasnya. znl

Editor : Redaksi

Berita Terbaru