MADIUN (Realita) - Pedagang ojokan di Pasar Besar Madiun (PBM) ditertibkan oleh petugas setempat, Kamis (19/10/2023). Jika semula mereka berada dilantai satu dan depan pasar, kini di pindah ke lantai dua. Meski begitu, ada juga beberapa pedagang ojokan yang masih nekat kembali ke lantai satu ketika tidak ada petugas.
Salah satu pedagang sayur ojokan, Watini mengaku, dirinya sudah 16 tahunan berjualan di PBM. Semenjak adanya kebijakan pedagang ojokan harus menempati lantai dua, penghasilannya menurun drastis.
Baca Juga: Cegah Konflik Sosial, Pemkot Madiun Gelar Rakor Bersama TNI-Polri
"Perbedaannya banyak, kadang juga gak laku. Sering turun ke bawah seperti ini, sebenernya gak boleh sama petugas. Nanti kalau ada petugas ya naik lagi,” kata warga Takeran, Kabupaten Magetan saat dikonfirmasi Realita.co, Kamis (19/10/2023).
Saat ini, dirinya bersama pedagang ojokan lainnya mengaku pasrah. Namun, ia meminta Pemkot Madiun melalui Dinas Perdagangan (Disdag) setempat dapat mengevaluasi kebijakan tersebut, supaya pedagang tidak terus merugi.
“Ya saat ini kami nurut saja, pindah ya pindah. Mau bagaimana lagi, membantah juga gak berani," keluhnya.
Terpisah, Sudarmi pedagang sembako yang menempati kios dilantai satu mengaku, keberadaan pedagang ojokan memang dirasa agak mengganggu jalannya kendaraan untuk masuk ke PBM saat pagi. Meski begitu, dirinya merasa kasihan lantaran banyak mendengar keluhan dari para pedagang ojokan saat dipindah ke lantai dua.
"Jadi sepi, karena pembeli itu gak mau muter-muter naik ke atas akhirnya lari ke pasar lainnya. Rapi sih tapi tapi ya jadi sepi," ujarnya.
Sudarmi berharap pedagang ojokan di kembalikan seperti semula. Namun di beri batas waktu. Mungkin pada pukul 06.00 Wib sampai 07.00 Wib harus sudah bersih.
Baca Juga: Cegah Konflik Suroan dan Suran Agung, Pemkot Madiun Gelar Rakor
Sementara itu, koordinator unit PBM, Didik Prasetyo menuturkan, bagi perdagang yang masih membandel kembali ke lantai satu, pihaknya tidak akan segan-segan menertibkan. Pun, petugas diterjunkan untuk rutin melakukan patroli.
"Ada pedagang yang masih membandel, setiap hari petugas patroli. PAM malam menertibkan semua pedagang yang masih ada di bawah untuk segera ke atas, karena pedagang ojokan adanya malem sampai pagi,” ancamnya.
Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Rakyat Disdag Kota Madiun, Puguh Supradijanto mengatakan, setidaknya ada 800-an pedagang ojokan PBM yang dipindah ke lantai dua. Termasuk pedagang ojokan yang biasanya berjualan di depan pasar. Mereka dapat membuka lapak jualannya sejak jam 01.00 Wib hingga 06.00 Wib. Puguh menyebut, alasan pemindahan pedagang ojokan itu salah satunya karena di PBM telah dilengkapi portal parkir. Kemudian juga mengakomodir keluhan pedagang kios yang pendapatannya menurun karena jenis dagangan pedagang ojokan sama seperti pedagang kios. Seperti menjual sayur mayur, dan komoditas lain.
“Harapan kedepan dengan pemindahan itu, kondisi pasar lebih tertata rapi dan pengunjung semakin betah ke PBM. Kemudian jalannya pengunjung pasar juga semakin lebar, bersih, sehingga meningkatkan minat atau kunjungan masyarakat ke pasar,” ujarnya.
Baca Juga: Ruang Satu Kota Madiun, Pergi Untuk Kembali
Puguh menyebut, sebelum memindahkan pedagang ojokan ke lantai dua, Disdag bersama petugas pasar telah memberikan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan baik secara langsung maupun melalui pengeras suara.
“Tapi masih ada juga yang bandel, dari lantai dua turun ke bawah, ya kita beri sosialisasi lagi,” katanya.
Ia mengakui respon pedagang ojokan setelah dipindah ke lantai 2 pun beragam, salah satunya terkendala usia jika harus naik turun tangga. Untuk itu dinas mengaktifkan eskalator PBM selama 24 jam, sehingga memudahkan pedagang ojokan untuk berjualan di lantai dua.
“Sekarang pun masyarakat sudah tahu kok, kalau mencari pedagang ojokan ya ke lantai dua, sehingga lantai dua kini semakin ramai,” tandasnya.adi/st
Editor : Redaksi