MANGGARAI TIMUR NTT (Realita)-Masyarakat desa Nanga Mbaur kecamatan Sambi rampas kabupaten Manggarai timur NTT mengaku belum merasakan dampak pembangunan dari dana desa (DD) di Desa tersebut.
Infrastruktur jalan, listrik, air minum bersih sebagai kebutuhan dasar masih menjadi masalah utama yang mereka keluhkan.
Baca Juga: Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Kredit Macet, Direktur PT Wahyu Tirta Manik Dijebloskan ke Penjara
“Kami di desa Nanga mbaur belum merasakan pembangunan dari dana desa pak. Jalan belum diaspal, listrik belum masuk, air minum bersih masih sulit, hidup kami susah” ungkap warga yang meminta namanya tidak dimediakan. Rabu, 30/06/2021
Pantauan media ini, sebagian besar jalan di desa Nanga mbaur memang belum di aspal. Jalan di desa tersebut terpantau sudah ditelford, Namun di dusun Temba lajar dan dusun Ara telford tersebut kondisinya sudah rusak. warga setempat menuturkan bahwa kendaraan roda dua dan roda empat kesulitan masuk ke dusun mereka, apalagi saat musim hujan
Selain kondisi jalan yang sulit, dusun Temba lajar juga belum teraliri listrik PLN. Warga di dusun tersebut mengaku harus mengeluarkan Rp 50.000 setiap bulannya untuk membayar listrik desa, itupun hanya untuk kebutuhan listrik pada malam hari
Warga juga mengeluh kesulitan mendapatkan air minum bersih. Yang lebih parah, Masyarakat mengaku belum memiliki WC sehat, sehingga mereka terpaksa BABS (buang air besar sembarangan).
Kondisi ini menimbulkan berbagai pertanyaan dan dugaan masyarakat tentang pengelolaan DD di Desa Nanga mbaur.
Bahkan kepala Desa Nanga Mbaur dinilai tidak transparan dan tidak mengelola DD untuk kebutuhan warganya.
Kepala desa Nanga mbaur, Warka Jaludin saat dikonfirmasi media ini pada Rabu, 30/06/2021 mengatakan bahwa pembangunan di desa Nanga Mbaur tetap terus berjalan setiap tahunnya termasuk infrastruktur jalan desam
Menurutnya, pengelolaan DD Desa Nanga mbaur berbasis musyawarah dan dilakukan secara transparan berdasarkan usulan masyarakat, baik melalui musyawarah dusun (musdus) maupun musyawarah desa (musdes).
Warka mengatakan, Tahun 2021 ini Pemerintah desa Nanga mbaur telah mengalokasikan anggaran untuk program lapen (lapisan penetrasi) jalan di dusun Temba lajar dan dusun Ara.
Namun Warka tidak menyebut secara rinci berapa volume lapen untuk masing masing dusun tersebut. Dirinya hanya mengatakan tahun 2021 pekerjaan lapen Desa di Nanga mbaur sepanjang 700 meter.
Baca Juga: Korupsi Dana Desa 2019-2020, Kades Crabak Ponorogo Jadi Tersangka
Warka menambahkan bahwa di dusun Ara dalam perencanaannya ditambah pekerjaan TPT dan rabat betonm
Pantauan media ini, di dusun Ara, pekerjaan TPT sudah mulai dikerjakan namun pekerjaan lapennya terlihat belum dimulai.
Di dusun Temba lajar, pekerjaan lapen yang sudah direncanakan itu terpantau belum ada tanda tanda dimulainya pekerjaan.
Warka menjelaskan, pekerjaan lapen di dua dusun tersebut memang belum dimulai karena pencairan tahap pertama DD tahun 2021 berdasarkan perencanaannya untuk pengadaan material. Warka justru menyebut pekerjaan TPT yang sudah mulai dikerjakan di dusun Ara itu adalah curi start.
Selain masalah jalan, listrik dan air minum bersih, keberadaan bangunan Pustu di dua dusun tersebut juga menuai tanya dari masyarakat, sebab menurut mereka Pustu yang dibangun dengan DD tahun 2020 tersebut tidak pernah digunakan untuk pelayanan kesehatan sejak selesai dibangunm
Terkait hal tersebut Warka menjelaskan bahwa Dirinya sudah memerintahkan untuk menggunakan pustu tersebut untuk pelayanan kesehatan. Namun Ia mengaku tidak mengetahui mengapa pelayanan kesehatan tidak dilakukan di Pustu tersebut.
Baca Juga: Sidang Korupsi Mantan Kepala BPBD, Kasi Intel Kejari Sidoarjo Disebut Meminta Aliran Dana
Masyarakat desa Nanga mbaur juga mempertanyakan dana bantuan covid-19 tahun 2021.
Terkait bantuan langsung tunai dana desa (BLT DD) covid-19 tahun 2021 tersebut Warka menjelaskan bahwa jumlah penerima bantuan covid-19 tahun 2021 di desanya hanya sebanyak 30 penerima saja. Jumlah ini berkurang dari tahun 2020 yang jumlahnya lebih banyak yaitu 80 penerima.
Menurutnya berkurangnya jumlah penerima bantuan covid-19 tahun 2021 tersebut berdasarkan hasil musyawarah.
Kades yang sedang menjabat periode kedua tersebut bahkan mengatakan, masyarakat desa Nanga mbaur tidak terkena dampak langsung covid-19 sehingga penerima bantuan disepakati berkurang.
Hal itu menurutnya dilakukan agar tahun 2021 Pemdes Nanga mbaur tetap ada alokasi anggaran untuk pekerjaan fisik.PaulNabang
Editor : Redaksi