TANGERANG (Realita)- PT PLN (Persero) berkomitmen mendukung pemerintah mempercepat transisi energi. Hal tersebut disampaikan dalam ajang Enlit Asia 2023 yang digelar pada 14-16 November 2023 di Tangerang.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria menyampaikan, transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT) menjadi jalan keluar dalam menghadapi perubahan iklim. Hal ini selaras dengan potensi EBT Indonesia yang sangat melimpah dan cadangannya diperkirakan terbesar kedua di dunia.
Baca Juga: CEO Climate Talks: PLN Siap Dukung Pemerintah Capai 75% Energi Terbarukan hingga Tahun 2040
"Upaya pengurangan emisi perlu dilakukan sekarang juga. Transisi energi menjadi satu-satunya jalan keluar untuk memastikan masa depan kita dan penerus bangsa," ujar Nezar pada pembukaan ajang Enlit Asia 2023 pada Selasa (14/11).
Dirinya mengapresiasi langkah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) dan PLN yang menjadikan ajang Enlit Asia sebagai momentum memperkuat kerja sama ekosistem ketenagalistrikan di tingkat global.
"Sebagai _government public relation_, Kementerian Kominfo tentu berkomitmen untuk terus membantu diseminasi informasi terkait transisi energi," kata Nezar.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu mengakui Pemerintah telah menetapkan beberapa program pengembangan EBT jangka panjang sektor ketenagalistrikan dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang akan mendorong peningkatkan bauran EBT dari sumber energi surya, hidro, angin, dan panas bumi.
Hanya saja, upaya tersebut dihadapkan dengan tantangan lokasi potensi EBT yang pada umumnya jauh dari lokasi pusat permintaan listrik. Sehingga, diperlukan solusi yang tepat untuk mengatasi _mismatch_ tersebut.
Baca Juga: PLN Cegah Penyebab Gangguan Penyaluran Listrik Jelang Pesta Demokrasi
”Kita memerlukan penguatan infrastruktur transmisi tenaga listrik untuk mengevakuasi energi listrik dari potensinya menuju ke pusat beban. Oleh karena itu Indonesia berencana untuk mengembangkan _super grid_ guna meningkatkan konektivitas dan mengoptimalkan potensi EBT di lima pulau utama yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Bali,” papar Jisman.
Senada, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo yang juga Ketua Dewan Pengawas MKI menegaskan, PLN telah merancang _Accelerated Renewable Energy Development_ (ARED) yang akan mengatasi tantangan tersebut.
Melalui ARED, PLN akan mengembangkan _green enabling transmission line_ dan _smart grid_ yang mampu menyuplai listrik dari sumber EBT yang terpisah dan terisolir menuju pusat permintaan listrik.
Menurutnya, ARED juga mampu meningkatkan kapasitas dan keandalan sistem PLN untuk mengalirkan listrik dari sumber EBT yang karakternya intermitensi atau fluktuatif seiring perubahan cuaca.
Baca Juga: PLN Galang Kolaborasi Global untuk Transisi Energi Menuju Swasembada Energi Berkelanjutan
”Bagaimana kami akan mengatasi intermitensi ini? Kami sedang dalam proses merancang dan mengembangkan _smart grid_. Pembangkitan yang fleksibel, digitalisasi _smart transmission_ , _smart distribution_ , _smart meter_ sehingga kami dapat menambahkan yang sebelumnya hanya 5 Gigawatt (GW) EBT menjadi 32 GW bisa masuk dalam sistem PLN,” paparnya.
Darmawan juga mengungkapkan bahwa dalam RUKN terbaru, Pemerintah dan PLN telah bersepakat untuk meningkatkan bauran EBT sebesar 75% dan 25% sisanya akan berasal dari gas pada 2040. Dengan begitu, dirinya optimistis, dengan dukungan pemerintah dan komunitas global, transisi energi Indonesia bisa terus didorong.
”Ini adalah tantangan global, kita harus mengatasinya dengan cara yang terpadu. Komunitas global harus bersatu untuk mengatasi hal ini, peristiwa seperti Enlit Asia 2023 memberikan kita rasa bangga, keyakinan, bahwa dengan komunitas global yang bersatu kita dapat terus bergerak maju,” tutup Darmawan.pln
Editor : Redaksi