JAKARTA (Realita)- Tiga merk kecap terkenal di Indonesia yang menjadi bumbu favorit di meja makan keluarga maupun pedagang gerobakan menjadi dongkrak industri UMKM di Indonesia. Tiga merk tersebut adalah Nasional, ABC, dan Bango.
Anton Tanuwidjaya, adalah sosok inspiratif yang membawa merk ini dari usaha kecil menjadi bisnis besar yang sukses. Dengan komitmennya terhadap keberhasilan dan keaslian rasa, Anton telah memastikan bahwa Kecap Nasional tetap menjadi pilihan utama di meja makan maupu pedagang serta keluarga Indonesia.
Baca Juga: Cawali Maidi Janjikan UMKM Go Internasional
Dengan kurang lebih hampir 50 tahun, Anton Tanuwidjaya berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan asli Indonesia sejak berdiri dan tidak akan pernah berubah.
"Tujuan kami adalah menangkap esensi sejati masakan Indonesia. Kecap Nasional adalah hasil dari tahun-tahun dedikasi untuk melestarikan warisan kuliner yang kaya dari negara kita"ungkap Anton, Kamis (23/11/2023).
Kecap Nasional juga kerap keluar dari kerumunan produk kompetitor dengan mengedepankan kandungan baru dalam produknya yaitu, Ioudium yang berguna untuk kesehatan. Diferensiasi inilah yang membuat penjualan Kecap Nasional semakin meningkat dan berbeda dibandingkan kompetitor besar lainnya. Ditambah, Nasional adalah salah satu merek kecap yang 100 persen pemiliknya asli orang Indonesia di tengah banyaknya produk lokal yang berhasil diakuisisi oleh perusahaan asing.
Kecap ABC, yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1949, telah menjadi pelopor cita rasa kecap manis yang khas. Merk ini dimiliki oleh PT Heinz ABC Indonesia atau lebih dikenal dengan nama Heinz ABC yang merupakan anak perusahaan dari perusahaan multinasional Amerika Serikat yaitu Kraft Heinz Company.
Dengan lebih dari 70 tahun pengalaman, Kecap ABC terus menghadirkan kelezatan di meja makan keluarga Indonesia. Pemiliknya, Grup ABC, telah berkomitmen untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan memenuhi selera masyarakat.
Baca Juga: Cawali Madiun Maidi Komitmen Majukan UMKM
Sejak kemunculannya pada tahun 1969, Kecap Bango telah menjadi ikon kecap asin yang tidak tergantikan. Pemilik Kecap Bango adalah PT Anugrah Indah Pelangi dan PT Anugerah Damai Pratama yang berasal dari kota Tangerang Indonesia. Lalu, diakuisisi oleh PT unilever Tbk yang merupakan perusahaan multinasional asal Belanda dan Inggris sejak tahun 2001.
Dengan menggabungkan keahliannya dan dedikasinya, Kecap Bango terus memberikan sentuhan nikmat pada hidangan Indonesia. Sebagai bagian dari Indofood, Kecap Bango menjadi salah satu elemen penting dalam memperkenalkan cita rasa otentik Indonesia.
Pemilik yang Menginspirasi Kesuksesan
Baca Juga: Aplikasi Baru Bikinan China Ancam UMKM Indonesia
Ketiga pemilik merek kecap ini, PT Multi Sari Sedap (Nasional), PT Heinz ABC bersama ABC, Bango bersama PT Unilever Tbk telah menjadi perusahaan yang menginspirasi kesuksesan bisnis mereka masing-masing. Dengan fokus pada kualitas, keberlanjutan, dan inovasi, mereka telah memastikan bahwa kecap-kecap ini tidak hanya bertahan selama beberapa dekade tetapi juga terus berkembang dan memimpin pasar kuliner Indonesia.
Ditambah Nasional yang merupakan satu-satunya Kecap Legendaris Indonesia yang mempertahankan keaslian 100 persen Indonesianya dengan tidak mau mereknya diakuisisi oleh perusahaan asing. Namun, di tengah persaingan yang semakin ketat, Nasional, ABC, dan Bango terus menghadirkan inovasi untuk menjaga kualitas dan membangun kepercayaan konsumen. Warisan kuliner Indonesia diperkaya oleh kehadiran tiga kecap ini, menciptakan jejak panjang dalam perjalanan kuliner negeri ini.
Beberapa merek kecap yang menjadi legendaris dengan cita rasa istimewa masing-masing yang ada di Indonesia. Salah satu Kecap Legendaris yang sangat seringkali digunakan untuk para pelaku usaha UMKM dan Horeca adalah Kecap Nasional dimana kecap ini dinobatkan sebagai Kecapnya UMKM dan ‘Sejuta Umat’ karena sering terlihat di atas meja masyarakat Indonesia sejak tahun 1970. Sebab kecap Nasional ini memiliki cita rasa manis dan gurih yang membantu semakin menyedapkan produk makanan usaha masyarakat Indonesia.ys
Editor : Redaksi