SURABAYA (Realita)- Tiga pengusaha muda mengampanyekan seks edukasi melalui sebuah produk liquid yang diberi nama Splitz. Hal itu dilakukan karena kurangnya edukasi seks di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga dianggap tabuh untuk diperbincangkan.
Baca Juga: Lecehkan Nasabah, Pegawai Bank Titil Dihajar Warga
Tiga pengusaha muda bernama Grady Letik, William Kevin, dan Harry Dwijaya yang merupakan pemilik Vape East Movement (VEM).
"Banyak hal yang sebenarnya tidak harus terjadi dengan informasi yang benar. Sayangnya di Indonesia sendiri perbincangan mengenai seks meskipun sifatnya edukatif itu masih terlalu tabuh, akhirnya punya dampak negatif juga terutama di kalangan anak muda," kata Grady Letik, Jumat (9/4/2021).
Berangkat dari sebuah data yang dilansir dari artikel berita yang menyebut permintaan pernikahan dini anak usia muda di Indonesia pada Januari hingga Juni 2020 menyentuh angka 34.000 jiwa, membuat tiga pengusaha muda ini tergerak untuk memberikan edukasi melalui kampanye.
"Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya permohonan pernikahan dini, kehamilan diluar nikah contohnya. Selain itu kurangnya edukasi mengenai seks juga membawa petaka buruk lainnya. Salah satu seperti dilansir dari data KEMENKES RI kasus HIV/AIDS di Indonesia mencapai 398.784 kasus dan diprediksi akan mencapai 500.000 kasus di akhir tahun ini," imbuh Grady.
Dengan keresahan itu, mereka kemudian mengeluarkan sebuah produk liquid vape dan bekerjasama dengan sebuah brand alat kontrasepsi, Sensitif Vivo yang mangsa pasarnya memang anak muda diatas 21 tahun hingga orang dewasa.
Baca Juga: LPSK Beri Perlindungan Korban Kekerasan Seksual Anak di Singkawang yang Diduga Libatkan Anggota DPRD
"Nah kampanye ini dimulai dari apa yang kami bisa lakukan. Kebetulan baik personal maupun komunitas vape juga cukup banyak. Syarat untuk bisa vape kan 18 tahun keatas, nah produk kami ini diluncurkan sekaligus mengampanyekan penggunaan kondom mencegah penyakit menular seksual, kehamilan diluar nikah maupun program keluarga berencana guna menekan laju pertumbuhan penduduk," timpal William Kevin.
Meski begitu, ketiga pengusaha muda itu tak menampik gebrakan kampanye itu akan menuai kritikan dari berbagai kalangan.
Ia menjelaskan, kampanye tersebut bukan ditujukan kepada kebebasan seks, melainkan lebih kepada kesiapan mental masyarakat untuk menerima informasi mengenai seks yang baik dan benar.
Baca Juga: Jadi Terdakwa Pelecahan Terhadap Anak, Putra Jaya Setiadji Terancam 15 Tahun Penjara
"Tentu ini bukan mendukung gerakan seks bebas. Itu malah kontraproduktif. Nantinya setiap produk yang kami jual berupa liquid dan kondom ini akan diberikan secara selektif. Pembeli pasti akan bertanya kepada pemilik store, nah dari situ mereka kita bekali tentang penyampaian-penyampaian yang baik mengenai regulasi seks," terangnya.
Liquid vape Splitz yang diproduksi oleh VEM itu akan dibandrol seharga 185 ribu. Setiap pembelian liquid, maka akan mendapatkan satu bungkus kondom secara gratis.
Mereka berharap agar kampanye pencegahan HIV/AIDS dan hal buruk tentang seks lainnya, bisa diminimalkan melakui edukasi seks secara terbuka di Indonesia, salah satunya dengan meluncurkan liquid Splitz yang akan hadir di vapesotre seluruh Indonesia. Sd
Editor : Redaksi