Pelaku Penembakan Massal di Praha, Mahasiswa Berusia 24 Tahun

PRAHA- Seorang mahasiswa Ceko berusia 24 tahun menembak mati ayahnya, lalu pada Kamis (21/12) membunuh 14 orang di universitas di Ibu Kota Praha tempatnya kuliah dan kemudian diduga menembak dirinya sendiri hingga tewas, kata kepolisian.

Aksinya yang juga melukai 25 orang itu menandai penembakan massal terburuk yang pernah dialami Ceko.

Pemerintah Ceko menyatakan 23 Desember sebagai hari berkabung di seluruh wilayah di negara Eropa itu guna menghormati para korban.

Pelaksanaan hari berkabung itu diputuskan melalui sidang khusus kabinet yang dipimpin oleh Presiden Petr Pavel.

"Saya sangat sedih dan marah atas begitu banyak nyawa anak muda yang hilang dengan sia-sia," kata Pavel.

"Saya menyampaikan turut berduka cita kepada kerabat semua korban insiden tragis ini, insiden paling tragis dalam sejarah Republik Ceko," kata sang presiden.

Di lokasi penembakan, yakni Universitas Charles di pusat kota Praha, polisi menemukan senjata dalam jumlah banyak.

Sehari sebelum kejadian, polisi menerima informasi bahwa tersangka penembak kemungkinan sudah berangkat dari kota tempatnya berasal di wilayah Kladno menuju Praha untuk membunuh dirinya sendiri.

Tak lama setelah itu, ayah si tersangka ditemukan tewas.

Di Universitas Charles, polisi mengosongkan sebuah gedung Fakultas Seni tempat penembak bermaksud untuk mengikuti perkuliahan.

Namun kata kepala kepolisian, Martin Vondrasek, polisi dipanggil untuk mendatangi gedung utama yang lebih besar di kompleks fakultas tersebut dan tiba beberapa menit setelah ada laporan soal penembakan.

Menurut Vondrasek, polisi menerima "informasi yang belum dipastikan kebenarannya dari suatu akun di media sosial bahwa dia (tersangka) diduga terinspirasi sebuah serangan teroris di Rusia pada musim gugur tahun ini."

Kepala kepolisian itu menambahkan bahwa pelaku penembakan pada Kamis memiliki izin atas beberapa senjata api.

"Tindakan mengerikan ini sudah direncanakan, mulai dari wilayah Kladno dan sekarang di sini."

Penembak juga diduga menewaskan satu pria lainnya beserta putrinya yang berusia dua bulan. Ayah dan bayinya itu ditemukan tewas tertembak pekan lalu di hutan di sebuah desa di luar Praha, kata Vondrasek.

Vondrasek menambahkan bahwa si penembak itu sendiri tewas akibat dugaan bunuh diri namun pihak berwenang sedang menyelidiki apakah ia kemungkinan juga tewas akibat tembakan polisi.

Menurut kepolisian, tersangka pelaku penembakan itu merupakan mahasiswa berprestasi, tidak memiliki catatan kejahatan, dan menjalankan aksinya itu seorang diri.

Pihak berwenang sedang menyelidiki apakah pesan-pesan berbahasa Rusia yang penuh kekerasan dan sumpah serapah yang diposting di Telegram dengan nama David Kozak ada hubungannya dengan pria bersenjata itu, tambah kepala polisi.

Salah satu pesan mengatakan bahwa dua penembakan massal di Rusia telah memberikan inspirasi – satu bulan ini di sebuah sekolah di Bryansk dekat perbatasan dengan Ukraina dan yang kedua pada tahun 2021 di Kazan, ibu kota wilayah Tatarstan di Rusia. “Saya sangat terinspirasi oleh Alina… sangat,” sebuah pesan yang diposting pada 10 Desember mengatakan, tiga hari setelah seorang gadis Rusia berusia 14 tahun, Alina Afanaskina, menembaki teman-teman sekelasnya, menewaskan dua dari mereka, dengan sebuah di Bryansk. Namun, pesannya berlanjut: “Dia jelas tidak cukup membunuh. Saya akan mencoba memperbaikinya

Menteri Dalam Negeri Ceko Vit Rakusan, sementara itu, mengatakan penembakan tersebut tidak berkaitan dengan terorisme internasional.Sin

Editor : Redaksi

Berita Terbaru

Halal Bihalal Keluarga Besar Maritim Banten

CILEGON (Realita) - Pada Selasa malam, 7 Mei 2024, keluarga besar maritim Banten kembali menyelenggarakan acara Halal Bihalal, sebuah tradisi tahunan yang …