JAKARTA- Najwa Shihab sentil Gibran Rakabuming berniat ‘ngetes’ Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, memancing pertanyaan dari istilah asing dengan singkatan SGIE.
Momen viral di debat cawapres kala Gibran Rakabuming yang melontarkan istilah asing, SGIE ke Cak Imin disinggung Najwa Shihab.
Baca Juga: Nilai IPK Gibran Disebut Hanya Setara IPK 2,3
Najwa Shihab menangkap ada kesamaan formula yang digunakan Gibran Rakabuming untuk cawapres lainnya, yakni Cak Imin dan Mahfud MD.
Jurnalis tersebut sebelumnya menyelenggarakan live nonton bareng untuk sesi debat capres perdana.
Kali ini melakukan hal serupa untuk debat cawapres.
Ia bersama dengan Andovi da Lopez dan sang adik, Jovial da Lopez mengomentari salah satu momen menarik kala debat berlangsung.
Najwa buka suara menanggapi pertanyaan putra sulung Presiden Joko Widodo kepada cawapres Anies Baswedan.
Putri darii Quraish Shihab menangkap bahwa Gibran melakukan pola yang sama di setiap kesempatannya untuk bertanya.
"Ini formulanya sama ya, bertanya menggunakan singkatan dan istilah asing,” seperti dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Sabtu (23/12/2023).
Presenter tersebut juga menilai bahwa serangan Wali Kota Surakarta ini merupakan upaya untuk mengetes lawan bicara.
Baca Juga: Dituduh Gibran Bawa Botol Plastik, Cak Imin: Saya Nggak Tahu Itu Disediakan Siapa
“Sekaligus untuk ngetes kali," ungkapnya.
Meski demikian, Timses AMIN, Bestari Barus berpendapat bahwa pertanyaan tersebut seharusnya tidak diucapkan dalam bahasa Indonesia.
Mengingat istilah tersebut berasal dari literatur bahasa Inggris.
"Merencanakan pertanyaan tersebut seolah-olah lawan bicaranya tidak akan mengerti maksudnya," ujarnya.
Sementara perdebatan antar narasumber berlangsung, Mbak Nana sapaan akrabnya nampak tertawa meramaikan suasana.
Baca Juga: Cak Imin Ingatkan Gibran Soal Etika
Namun, di sisi lain, ia tidak menyalahkan penggunaan pertanyaan singkatan dalam forum debat.
"Di forum debat, terserah pakai singkatan kek itu wajar saja karena salah satu metodenya adalah untuk memancing, " jelasnya.
Lebih lanjut, dia menekankan bahwa pandangannya bukan untuk membela.
"Saya tidak membela siapapun. Namun, dalam konteks debat, itu dapat diterima dan dianggap wajar. Apa yang salah?," tukasnya.ki
Editor : Redaksi