SURABAYA(Realita)-Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berdampak pada perekonomian. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (BEM Untag) Surabaya langsung menginisiasi program ‘Dari Untag untuk Rakyat’.
Baca Juga: 19 Ribu UMKM Mamin Surabaya Sudah Bersertifikasi Halal
Program ini bertujuan untuk menyasar Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan pedagang makanan di sekitar kampus. “Di masa PPKM Darurat ini banyak UMKM, khususnya gerobak penjual makanan yang harus tutup jam 20.00 WIB dan penghasilan menurun banget. Kami tergerak untuk bantu mereka,” kata Presiden BEM Untag Surabaya-Mahmud saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Sebagai mahasiswa dari kampus nasionalis yang juga peduli terhadap program pemerintah yang membangun Indonesia, BEM sempat memiliki inisiatif untuk mengadakan sosialsisasi virtual mengenai vaksinasi. Meski sempat terhalang oleh PPKM Darurat, BEM tetap melakukan aksinya melakukan kegiatan sosial.
“Idenya murni karena PPKM. Awalnya kami mau mengadakan seminar terkait pentingnya vaksinasi, tapi batal karena PPKM dan kegiatan di kampus dibatasi,” terang Mahmud.
Program ini diselenggarakan atas kerjasama dengan 21 organisasi kemahasiswaan di lingkungan Untag Surabaya. Mahmud mengaku inisiasi giat sosial ini terbentuk mulai dari tanggal 8 Juli 2021 melalui group chat internal dan berkoordinasi melalui platform virtual setalah itu sebar pamflet.
“Tanggal 8 Juli kami chat di grup, lalu rapat di virtual dan coba konfirmasi untuk orkem yang mau kerja sama. Setelah itu share pamflet. Baru seminggu dibuka, donasi sudah mencapai 1,7 juta rupiah," ujarnya.
Baca Juga: Kolaborasi Pemkot Surabaya dan British Embassy Dongkrak Produk UMKM
Berbekal niat membantu warga yang terdampak pandemi ini, BEM Untag Surabaya bekerjasama untuk membuka donasi dari masyarakat umum, lalu hasilnya untuk membeli dagangan UMKM sekitar kampus dan dibagikan ke masyarakat umum.
Ketua Pelaksana aksi Untag untuk Rakyat, Kallyana Tantri Neezmadevi mengatakan, biasanya dagangan laris di malam hari, selama PPKM penghasilan mereka berkurang. "Kami berupaya membantu mereka dengan memborong dagangan. Setelah kami borong, kemudian kami salurkan kepada tukang becak, tukang sampah hingga ojek online. Mereka kan bekerja di malam hari,” papar dia.
Sebelum menjalankan aksi ini, panitia melakukan survei terlebih dahulu, “Pada H-1, kami coba survei dulu untuk menentukan dagangan siapa yang mau dibeli dan diprioritaskan untuk dibeli. Jadi di hari H kami langsung eksekusi.” jelasnya.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Upayakan Seluruh UMKM Mamin Miliki Sertifikasi Halal
Secara konsisten, seluruh panitia yang turun langsung diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan, diantaranya pembatasan jumlah panitia yang turun di lapangan, memakai masker dobel dan menjaga jarak, tak lupa sebelum dan sesudah menyerahkan dagangan.
"Kami memakai handsanitizer dan mencuci tangan," katanya.
Neezma menyebutkan, program akan dilaksanakan tiga hingga empat hari sekali, “Rencananya akan berlanjut sampai akhir Juli karena hasil donasi kemarin baru terpakai sepertiganya. Jika PPKM masih terus berlanjut, maka donasi pun akan kami buka terus agar program bisa kami lanjutkan," tegas mahasiswa manajemen ini.(arif)
Editor : Arif Ardliyanto