Rumah Sakit Nasser di Gaza Jadi Markas Teroris Israel

GAZA - Pasukan Israel melakukan serangan ke rumah sakit terbesar yang tersisa dan masih berfungsi di Gaza. Pasukan Israel melakukan serbuan ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis pada Kamis setelah menuding rumah sakit yang ada di Gaza menjadi salah satu tempat persembunyian pasukan Hamas.

Dalam serbuan tersebut, pihak Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan pasukan Israel menahan sejumlah tenaga medis yang bertugas.

Baca Juga: Indonesia Kecam Dua Menteri Zionis Israel

"Pasukan pendudukan menahan sejumlah staf medis di dalam komplek medis Nasser. Kompleks medis tersebut sudah mereka (Israel) ubah menjadi pangkalan militer," ucap juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra dikutip dari Reuters, Senin (19/2/2024).

Ashraf Al-Qidra menuturkan tentara Israel menangkap 70 petugas medis di fasilitas kesehatan tersebut. Ia mengecam tindakan yang dilakukan pasukan Israel lantaran rumah sakit tersebut difungsikan untuk menangani berbagai perawatan medis ekstrem.

Pasukan Israel memaksa semua orang yang ada di dalam kompleks tersebut untuk mengungsi dan melarikan diri. Namun, tim medis kecil tetap tinggal di dalam untuk merawat pasien dalam kondisi kritis. Semuanya ditahan di satu gedung rumah sakit oleh pasukan Israel karena kurangnya pasokan bantuan.

Baca Juga: 800 Pejabat AS dan Eropa Sepakat Melawan Teroris Israel

Ashraf menceritakan pemadaman listrik yang terjadi di rumah sakit tersebut juga menyebabkan tujuh pasien meninggal dunia akibat kekurangan oksigen.

"Kami khawatir akan kematian puluhan kasus serius," kata Ashraf.

Baca Juga: Teroris Israel Hanya Mampu Lenyapkan 20 Persen Kekuatan Hamas

Semenjak perang pecah pada 7 Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan sekitar 29 ribu orang dan menyebabkan kehancuran massal di Gaza. Warga yang masih bertahan di Gaza kekurangan kebutuhan pokok dan medis. Diperkirakan ada 1.200 warga Israel yang tewas selama perang.

Perang yang terjadi telah membuat 85 persen warga Gaza mengungsi. PBB menuturkan kondisi warga semakin memburuk di tengah kurangnya makanan, air bersih, dan obat-obatan. Dilaporkan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut sudah rusak atau hancur.ik

Editor : Redaksi

Berita Terbaru