BORNO- Lebih dari 100 orang hilang setelah kelompok ekstremis di timur laut Nigeria melakukan penculikan massal, yang menargetkan perempuan dan anak-anak dari kamp-kamp pengungsian.
Para pemimpin milisi antiekstremis menyalahkan kelompok pemberontak Negara Islam Provinsi Afrika Barat (ISWAP) atas serangan pekan lalu di negara bagian Borno, pusat pemberontakan yang telah menyebabkan lebih dari 40.000 orang tewas dan dua juta orang mengungsi sejak 2009.
Baca Juga: KSAD Dudung: KKB Papua Adalah Saudara Kita
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (8/3/2024), beberapa rincian mengenai serangan di pedesaan Ngala tersebut masih belum jelas, dan para pejabat memberikan keterangan yang bertentangan. Jumlah orang yang dilaporkan hilang belum tentu mencerminkan jumlah orang yang disandera.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan serangan itu terjadi pada Kamis pekan lalu, dan diperkirakan lebih dari 200 orang dari kamp-kamp pengungsi telah diculik.
OCHA menyatakan bahwa para penyerang bersenjata membawa perempuan-perempuan tersebut ketika mereka sedang keluar mencari kayu bakar
"Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk keras laporan penculikan pengungsi dalam negeri (IDP), banyak dari mereka adalah perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan," katanya.
"Jumlah pasti orang yang diculik masih belum diketahui namun diperkirakan lebih dari 200 orang," imbuh OCHA.
OCHA mengatakan kepada AFP bahwa angka tersebut berasal dari perkiraan awal dari para pemimpin masyarakat. OCHA mengatakan penghitungan sedang dilakukan di empat kamp pengungsian untuk memverifikasi jumlahnya.
Baca Juga: Bangun Jembatan di Papua, Rionaldo dan Dedi Dibakar KKB hingga Tewas
Dikatakan bahwa kamp-kamp tersebut menampung hampir 104.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Ali Bukar, petugas di Unit Penerangan Pemerintah Daerah Ngala, mengatakan kepada AFP bahwa keluarga-keluarga mengkonfirmasi 113 orang hilang.
Pemimpin milisi antiekstremis Shehu Mada mengatakan kepada AFP bahwa perempuan dari kamp-kamp pengungsian "dikepung oleh pemberontak ISWAP" pada hari Jumat.
"Beberapa perempuan berhasil melarikan diri dan kembali," kata Mada.
Baca Juga: China Bangun Pangkalan Senjata Nuklir, AS Cemas
Usman Hamzah, pemimpin milisi antiekstremis lainnya, membenarkan pernyataan tersebut.
Penculikan adalah masalah besar di Nigeria, yang juga sedang menghadapi milisi kriminal di wilayah barat laut dan maraknya kekerasan antar-komunitas di negara-negara bagian tengah.
Bulan lalu para penculik menangkap sedikitnya 35 wanita yang kembali dari pesta pernikahan di negara bagian Katsina di barat laut Nigeria.
Presiden Bola Ahmed Tinubu yang berkuasa tahun lalu berjanji untuk mengatasi ketidakamanan di Nigeria. Namun, para kritikus mengatakan kekerasan sudah di luar kendali.
Editor : Redaksi