PDIP Beri Sinyal Usung Khofifah di Pilgub Jatim 2024

SURABAYA (Realita)- Khofifah Indar Parawansa berpeluang besar terpilih kembali menjadi Gubernur Jatim periode 2024-2029 melalui perhelatan Pilgub Jatim November 2024.

Sebab, PDI Perjuangan Jatim juga tengah merayu Khofifah untuk diusung kembali di Pilgub Jatim mendatang bersama dengan PAN, Partai Golkar, Partai Gerindra dan Partai Demokrat.

Baca Juga: Gubernur Jatim Resmikan Pintu Air Kuro di Lamongan

Pernyataan itu disampaikan langsung ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Said Abdullah di sela kegiatan peringatan Nuzulul Qur'an dan Santunan Anak Yatim dan Janda yang diselenggarakan DPD Baitul Muslimin Indonesia Jatim di kantor DPD PDI Perjuangan Jatim, Minggu (31/3/2024)

"PDI Perjuangan lagi merayu Mbak Khofifah. Kami juga sudah berbicara dengan PAN dan Gerindra. Bahkan saya sudah ketemu berdua dengan Khofifah Indar Parawansa di suatu tempat. Kami saling berbagi sharing and information bagaimana Jatim ke depan, dan bagaimana positioning Mbakyu Khofifah, karena jujur saja kami punya respek betul pada Mbakyu Khofifah. Dan bagaimana Mbakyu Khofifah memandang kami," ungkap Said Abdullah.

Lebih jauh ketua Banggar DPR RI ini menegaskan bahwa pembicaraan tersebut bukan berarti PDI Perjuangan hampir dipastikan akan mengusung Khofifah di Pilgub Jatim mendatang. Pasalnya, pembicaraan itu masih dalam penjajakan terkait sejauhmana pandangan Khofifah terhadap PDI Perjuangan, begitu juga sebaliknya.

"PDI Perjuangan mengajak Mbakyu Khofifah lima tahun ke depan seperti apa yang dimauin," beber politikus asal Sumenep Madura ini.

Said Abdulllah juga tidak mau berandai-andai, jika pasangan Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim mendatang berasal dari kader PDI Perjuangan. "InsyaAllah," dalih pria murah senyum ini.

Yang menarik, Said justru membantah kalau Pilgub Jatim 2024 berpeluang besar calon tunggal karena PDI Perjuangan sudah ikut merapat mendukung Khofifah Indar Parawansa.

"Gak mungkin calon tunggal, PKB khan bisa maju sendiri. Ojok arogan pertanyaannya," kelakar ketua DPP PDI Perjuangan ini.

Baca Juga: Khofifah Indar Parawansa Wisuda Ribuan Tahfidz di Lamongan

Ia juga menolak menjadi salah satu kandidat kader PDI Perjuangan yang akan dipasangkan dengan Khofifah di Pilgub Jatim mendatang karena masih banyak kader PDI Perjuangan yang lebih layak.

Cilegon dalam

"Kalau saya bajunya ngak pas, biar saya menjadi pelayan petugas partai karena saya ini sekarang tugasnya melayani petugas partai. Ingin berbuat sebaik-baiknya dimanapun kami diberi tanggungjawab oleh partai, baik oleh ibu ketua umum langsung maupun sekarang ini sebagai ketua DPD PDI Perjuangan Jatim," tegas Buya Said sapaan akrabnya.

Secara khusus Buya Said juga mengintruksikan kepada seluruh kader dan pengurus PDI Perjuangan di Jatim agar tidak meninggalkan dan selalu memperhatikan wong cilik.

"Hasil evaluasi DPD dan temuan dari hasil 6 lembaga survey dapat disimpulkan bahwa mulai sekarang kerja kerja politik harus diabdikan kepada wong cilik," pintanya.

Intruksi tersebut sangat masuk akal karena singgungan PDI Perjuangan yang paling besar di Jatim berasal di wong cilik. Bahkan hasil perolehan suara Pileg 2024, kata Said hampir 28 persen berasal dari pemilih segmentasi NU.  Ketika digali lebih dalam, kawan--kawan NU yang manakah yang memilih PDI Perjuangan, ternyata pada arus yang sama yaitu wong cilik.

Baca Juga: Resmikan Huntara Tanah Gerak Ponorogo, Gubernur Jatim Harap Jadi Desa Wisata

"Mau tidak mau, suka tidak suka, kami PDI Perjuangan ke depan adalah partainya wong cilik. Kami kembali pada jatidiri tidak akan meninggalkan, merobah apapun ke depan, kami PDI Perjuangan adalah partai wong cilik," tegas Buya Said.

"Makanya PDI Perjuangan ke depan akan memperjuangkan arus yang tingkat kemiskinan ke bawah dan miskin ekstrem, baik di DPR RI, DPRD Provinsi, maupun DPRD kabupaten/kota, dan para bupati/walikota dari PDI Perjuangan," imbuhnya.

Pada moment ramadhan ini, lanjut Buya Said pihaknya ingin menjadikan starting poin bagi PDI Perjuangan untuk lebih memperhatikan wong cilik khususnya kepada anak-anak yatim dan para janda.

"Bulan puasa itu bulan penuh maghfiroh, kita berbuat sesuatu kebaikan lebih lebih kepada anak yatim dan para janda. Itukan kewajiban kita semua. Keterlaluan sih kalau partai wong cilik sampai melupakan anak yatim dan para ibu janda," ungkapnya.prs

Editor : Redaksi

Berita Terbaru