Benar-Benar Marah ke Netanyahu, Biden Beri Ultimatum AS Bakal Tinggalkan Israel

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Joe Biden akhirnya memberikan ultimatum kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melindungi warga sipil Palestina dan pekerja bantuan asing di Gaza atau Washington dapat mengekang dukungan untuk Israel dalam perangnya melawan Hamas.

Dilansir Reuters, ultimatum yang dilontarkan pada Kamis (4/4/2024) itu dilontarkan setelah berbulan-bulan seruan AS agar Israel mengubah taktik militernya yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina. Pemicunya saat ini adalah serangan Israel yang menewaskan tujuh pekerja bantuan World Central Kitchen (WCK) dan memicu kemarahan global.

Baca Juga: Netanyahu Tak Bakal Hentikan Perang

Israel mengakui serangan itu adalah sebuah kesalahan.

Gedung Putih tidak mengatakan secara pasti langkah apa yang dia ingin Netanyahu ambil, atau apa yang akan dia lakukan jika dia gagal mengambil langkah tersebut. Namun para analis mengatakan ancaman tersiratnya adalah memperlambat transfer senjata ke Israel atau melemahkan dukungan di PBB

"Ini hampir mendekati momen 'datang kepada Yesus'," kata analis Steven Cook dari lembaga pemikir Dewan Hubungan Luar Negeri, merujuk pada komentar Biden bulan lalu bahwa dia dan Netanyahu sedang menuju titik balik seperti itu.

Baca Juga: Tel Aviv Dibombardir Iran, Netanyahu Lari Ketakutan Dalam Bunker

Dennis Ross, seorang diplomat veteran AS yang sekarang bertugas di Washington Institute for Near East buka suara terkait ultimatum tersebut.

Cilegon dalam

"Presiden, pada dasarnya, mengatakan memenuhi kebutuhan kemanusiaan ini atau saya tidak punya pilihan selain 'mengondisikan' bantuan (militer)."

Baca Juga: 750 Ribu Warga Israel Demo Tuntut Netanyahu Hentikan Serangan ke Gaza

Biden, yang akan dipilih kembali pada bulan November, telah berjuang untuk menyeimbangkan tekanan untuk mengendalikan Netanyahu dari kubu Demokrat progresif yang kecewa dengan jumlah korban jiwa warga sipil Palestina dan risiko yang mungkin mengasingkan sebagian besar pemilih independen yang pro-Israel. Sejauh ini dia menolak menetapkan persyaratan mengenai transfer senjata.

Perang tersebut dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan 1.200 orang, menurut penghitungan Israel, memicu invasi Israel yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah padat penduduk dan membuat sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya mengungsi.ah

Editor : Redaksi

Berita Terbaru