MADIUN (Realita) – Masalah gizi kronis akibat kurang asupan gizi dalam jangka waktu panjang atau stunting di Kota Madiun benar-benar menjadi atensi. Buktinya, Pemkot Madiun melakukan langkah serius untuk mengentaskan gangguan tumbuh kembang anak.
Salah satunya, mencetuskan program Posyandu Integrasi Layanan Primer (Posyandu ILP) guna intervensi pencegahan stunting.
Baca Juga: Bapelitbangda Sosialisasikan RPJPD Kota Madiun 2025-2045
‘’Posyandu ILP merupakan program pemerintah pusat yang harus dilaksanakan. Kami dekatkan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan taraf kesehatan dasar atau primer bagi masyarakat,’’ kata Penjabat (Pj) Wali Kota Madiun, Eddy Supriyanto usai me-launching Posyandu ILP di kantor Kecamatan Manguharjo, Rabu (3/7/2024).
Eddy menjelaskan, pelayanan Posyandu ILP bakal menyasar seluruh kelompok usia. Terutama bagi anak stunting, ibu hamil (bumil) dan calon pengantin. Dia menilai klasifikasi tiga kelompok sasaran utama tersebut linier dengan upaya intervensi pencegahan serta pengentasan stunting.
‘’Pelayanan Posyandu ILP lebih intensif ketimbang pelayanan posyandu sebelumnya. Jika sebelumnya selang beberapa bulan sekali, sekarang posyandu lebih pro-aktif memberikan pelayanan serta pengawasan kesehatan tiap bulan sekali,’’ ungkapnya.
Menurut Eddy, pencegahan serta pengentasan stunting harus dilakukan dari akarnya. Selain mengintervensi kebutuhan gizi anak stunting, kesehatan bumil perlu diperhatikan. Pemkot memastikan kesehatan bumil dan bayi dalam kandungan dalam kondisi sehat sebelum lahir dalam kondisi atau diagnosa mengarah ke stunting.
Baca Juga: Evaluasi Tim Percepatan Penurunan Stunting, PJs Wali Kota Surabaya Tekankan Kewaspadaan Pra Stunting
Tak hanya itu, calon pengantin juga perlu diedukasi dan dicukupi kesehatan serta kebutuhan gizinya. Jika posyandu menemukan indikasi bumil atau calon pengantin bakal melahirkan bayi stunting, maka intervensi segera dilakukan.
‘’Tidak hanya mencukupi kebutuhan gizi, kami terus edukasi orang tua, bumil, dan calon pengantin untuk memahami bagaimana pola asuh yang benar. Dengan langkah ini, insya Allah target zero stunting bisa dicapai,’’ yakin Eddy.
Eddy menyebutkan, anak stunting di Kota Madiun tercatat 300-an jiwa. Angka tersebut masih terbilang cukup tinggi. Sehingga, sudah seharusnya langkah strategis pencegahan dan pengentasan stunting harus segera dilakukan.
‘’Sebanyak 300-an jiwa itu sudah tercatat by name, by address. Ketika sasaran sudah tercatat, maka langkah penanganan ini kami lakukan,’’ jelasnya.
Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan, Pj Wali Kota Madiun Ajak Masyarakat Teruskan Perjuangan
Dia menambahkan, kemiskinan bukan menjadi penyebab utama anak stunting. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) setempat, mayoritas anak stunting disebabkan pola asuh serta pola makan yang salah.
‘’Dalam hal ini pemkot juga menerjunkan kader kesehatan untuk terus memberikan pemahaman bagi masyarakat. Semakin kencang intervensi dan penanganan langsung di lapangan, Kota Madiun bisa zero stunting,’’ pungkasnya. adv
Editor : Redaksi