MADIUN (Realita) – Proyek strategis milik Pemkot Madiun disidak Komisi III DPRD Kota Madiun, Jumat (9/8/2024). Adalah proyek pembangunan Pondok Lansia di kawasan Lapak Bumi Semendung, Kelurahan Klegen, Kecamatan Kartoharjo dan dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di kawasan TPA Winongo, Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo. Hasil sidak, progres pekerjaan dua paket proyek tersebut tercatat on schedule.
‘’Ini bagian dari evaluasi rutin kami. Selain RDP (rapat dengar pendapat), juga sidak bersama mitra kami di eksekutif,’’ kata Sekretaris Komisi III DPRD Kota Madiun, Yuliana, Jumat (9/8/2024).
Baca Juga: Ukir Sejarah Kota Madiun, Bapak-Anak Jadi Wakil Rakyat
Menurut Yuliana, tidak ada catatan khusus dari Komisi III terhadap dua paket proyek tersebut. Dia menilai pekerjaan sekaligus progres sesuai dengan perencanaan. Hanya, pihaknya mewanti-wanti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) setempat agar pembangunan tidak telat dari target atau jadwal yang direncanakan.
‘’Seluruh proyek fisik kami pantau dan hasilnya sesuai dengan yang kami harapkan,’’ ucapnya.
Selain memastikan progres sesuai jadwal, Komisi III juga memelototi kualitas pekerjaan. Itu mengingat biaya dua proyek tersebut cukup besar. Dengan pengawasan, pihaknya berharap rekanan pelaksana tidak main-main.
‘’Tidak ada temuan pengerjaan proyek yang menyimpang,’’ ujarnya.
‘’Secara umum berjalan cukup baik. Semoga membawa manfaat bagi masyarakat,’’ harapnya.
Di tempat yang sama, Kepala DPUPR Kota Madiun, Thariq Megah menjelaskan, pengerjaan proyek Pondok Lansia dan IPLT on schedule. Dia mengaku terus mengawal progres pekerjaan secara rutin. Sehingga, ketika terjadi kendala dapat segera diselesaikan.
Baca Juga: Ini Harapan Pj Wali Kota Madiun setelah 30 Anggota DPRD Dilantik
‘’Alhamdulillah hasil pembangunan sesuai dengan harapan eksekutif dan legislatif. Baik ketepatan waktu maupun kualitasnya,’’ ucapnya.
Sesuai rencana, proyek pembangunan pondok lansia tahun ini terdiri dari dua ruang. Yakni, satu unit ruang asrama utama dan satu unit ruang penunjang. Unit asrama utama terbagi menjadi 11 ruang.
Meliputi, satu ruang asrama lansia ngebrok laki-laki, satu ruang asrama ngebrok perempuan, lima ruang asrama lansia mandiri, satu ruang klinik, satu ruang pengelola, satu ruang takmir, dan satu ruang serbaguna. Khusus asrama pondok, bakal berdiri di atas lahan seluas 920 meter persegi di kawasan Lapak Bumi Semendung.
Sementara unit ruang penunjang terdiri satu ruang gudang, satu ruang laundry, satu ruang asrama karantina, dan satu ruang pemulasaraan jenazah. Untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, pemkot menggelontorkan anggaran sekitar Rp 8,6 miliar.
Baca Juga: 30 Anggota DPRD Kota Madiun Resmi Dilantik, Ini Daftarnya
‘’Estimasi lama pengerjaan sekitar enam bulan. Jika SPMK (surat perintah mulai kerja) per 15 Mei, Insya Allah selesai 10 November,’’ yakin Thariq.
Bagaimana dengan IPLT Winongo? Thariq menyebut terdapat beberapa bangunan di IPLT. Antara lain, kantor operasional dan instalasi limbah tinja. Untuk instalasinya, meliputi pembangunan solid seperation chamber, drying area, anaerobic filter, gudang lumpur tinja, unit fakultatif, unit maturasi, cascade aerator, dan wetland. Juga ada bangunan sarana pendukung lainnya.
Dengan memanfaatkan lahan seluas 3.895 meter persegi, kapasitas penampungan dan pengolahan lumpur tinja mencapai 20 meter kubik per hari. ‘’Untuk IPLT nilai kontrak Rp 10,6 miliar. Target selesai November-Desember,’’ pungkasnya. adi
Editor : Redaksi