Banjir Ponorogo, DPUPKP Temukan 6 Tanggul Sungai Jebol

PONOROGO (Realita)- Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Ponorogo mengeklaim sedikitnya ada 8 tanggul sungai jebol dibalik bencana banjir yang melanda Ponorogo.

Hal ini diungkapkan Kepala DPUPKP Ponorogo Jamus Kunto. Ia mengaku banjir yang merendam permukiman warga di 7 kecamatan pada, Senin (16/12/2025) kemarin, akibat jebolnya tanggul sejumlah sungai.

Baca Juga: Banjir Ponorogo Genangi 14 Desa dan Kelurahan di 7 Kecamatan

" Di Sungai Keyang Desa Demangan Kecamatan Siman ada 2 tanggul, di Sungai Sono di Desa Grogol Kecamatan Sambit 4 tanggul, dan beberapa tanggul yang kondisinya juga kritis saat ini," ujarnya, Selasa (17/12/2024).

Jamus mengungkapkan, lebar tanggul yang jebol ada yang mencapai 20 meter. Hal ini memicu aliran sungai meluncur deras ke permukiman warga yang ada di sekitarnya. Saat ini pihaknya bersama warga telah membangun tanggul darurat dari karung pasir dan sesek bambu untuk mengantisipasi banjir susulan.

" Tapi ini tidak efektif. Tapi kalau kita pakai struktur seperti bronjong itu mekanis pelaksanaannya lama. Nah ini akan mulai kita lakukan setelah rapat tanggap darurat hari ini, serta menunggu air sungai surut," ungkapnya.

Baca Juga: Tinjau Banjir Ponorogo, PJ Gubernur Jatim Percepat Perbaikan Tanggul Sungai Jebol

Jamus mengaku pihak BBWS telah mengirimkan alat berat dan bahan untuk pembangunan struktur tanggul permanen agar lebih kuat ketika banjir terjadi.

" Ini akan kita kerjakan setelah step berikutnya. Nanti kita kerja bareng bersama BBWS Solo, Pusdalop Provinsi, PU atau BPBD Jatim. Prioritas kita memperbaiki tanggul yang jebol ini," akunya.

Baca Juga: Banjir Ponorogo Tewaskan Dua Orang

Pihaknya juga meminta Bina Marga Jatim untuk merestrukturisasi sejumlah jembatan di aliran sungai karena dari kajian pihaknya menjadi salah satu titik penyumbatan aliran sungai.

" Seperti di Kelurahan Kepatihan Kecamatan Ponorogo, kenapa bisa seperti itu karena ada sejumlah jembatan yang menjadi titik penyumbatan. Sehingga aliran sungai meluber. Ini harus di restrukturisasi oleh Bina Marga Jatim," pungkasnya. znl

Editor : Redaksi

Berita Terbaru