SURABAYA- Tingginya antusiasme masyarakat terhadap pembukaan kembali sekolah selama PPKM untuk daerah yang berada pada level 3, 2 dan 1 sebagaimana diatur dalam Inmendagri Nomor 35 Tahun 2021, perlu diimbangi dengan antisipasi yang cermat terhadap risiko terjadinya penyebaran Covid-19, khususnya siswa di lingkungan sekolah.
Terkait hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) menyelenggarakan rapat koordinasi terbatas yang diikuti oleh jajaran pemerintahan pusat dan daerah, Kamis (26/8).
Baca Juga: Resmikan Huntara Tanah Gerak Ponorogo, Gubernur Jatim Harap Jadi Desa Wisata
Hadir dalam rapat daring yang dipimpin langsung oleh Menko Marves, Luhut Binsar Panjahitan ini antara lain Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, Gubernur, Pangdam dan Kapolda seluruh Indonesia.
Dalam paparannya, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim menjelaskan tentang dampak yang telah dirasakan oleh sektor pendidikan sebagai akibat dari terlalu lamanya pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19.
Menurut Nadiem, telah terjadi ancaman penurunan capaian belajar akibat learning loss. Fakta itulah yang memerlukan segera dilaksanakannya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, khususnya untuk daerah yang berada pada level 3, 2 dan 1 dengan disertai protokol kesehatan yang ketat.
Baca Juga: KKPMP Jatim Gandeng PKBM Alfa Salam dan Realita.co, Sosialisasikan Program "Jangan Putus Sekolah"
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan tentang perkembangan Covid-19 di tanah air, termasuk pada anak usia sekolah yang berpeluang untuk menyebarluas ke orang tua dan keluarga lain yang dalam kondisi rentan. Oleh karena itu, Menkes menekankan penerapan disiplin protokol kesehatan selama berlangsungnya PTM terbatas, mulai dari berangkat ke sekolah sampai pulang kembali ke rumah.
Pada kesempatan itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan tentang pentingnya vaksin bagi guru dan siswa dalam pelaksanaan PTM dimulai secara terbatas bertahap, untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi guru, siswa, dan keluarganya serta masyarakat. Oleh sebab itu, Khofifah menekankan agar bupati/wali kota memprioritaskan pemberian vaksin kepada para siswa khususnya SMA/SMK/ Aliyah.
Dalam paparannya, gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini menyampaikan, di Jawa Timur vaksinasi untuk guru sudah mencapai 88,48% untuk dosis pertama dan 77,74% untuk dosis kedua. Sedangkan untuk siswa SMA, SMK, dan SLB sesuai kewenangan provinsi baru mencapai 7,79% untuk dosis pertama dan 1,31% untuk dosis kedua.
Baca Juga: EF Kids & Teens Tingkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Guru Probolinggo
“Kami laporkan kepada Bapak Menko Marves bahwa untuk mencapai 100% vaksinasi guru, siswa SMA, dan SMK, Jawa Timur masih membutuhkan 1,1 juta lebih dosis vaksin Covid-19. Jika dihitung mulai usia 12 tahun maka dibutuhkan 3,2 juta dosis vaksin. Oleh karena itu, kami mohon dengan hormat agar Kementerian Kesehatan dapat segera memenuhi kebutuhan tersebut, selain kebutuhan untuk masyarakat umum yang juga masih cukup tinggi”, tegas Khofifah.
Gubernur yang pernah menjabat Menteri Sosial ini juga memaparkan tentang upaya-upaya yang telah dilakukan bersama pemerintah kabupaten/kota terkait percepatan vaksinasi untuk pelajar. “Pada tanggal 4 Agustus 2021 lalu, kami telah melakukan vaksin serentak untuk pelajar SMA dan SMK se Jawa Timur sebanyak 38 ribu dosis di 38 kabupaten/kota. Dan akan kami lanjutkan dengan pemberian vaksin secara serentak sebanyak 57 ribu dosis pada tanggal 28 dan 29 Agustus 2021 ini, selain penyelenggaraan vaksin reguler yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota serta lembaga lain yang di dalamnya juga terdapat sasaran pelajar,” jelas Khofifah.pan
Editor : Redaksi