Manfaatkan Tanah Buangan Galian Jalur Rel Ganda, Desa kemangsen Bagun BUMDes

SIDOARJO (Realita)-  Guna  meningkatkan pendapatan asli desa (PADes), Pemerintah Desa Kemangsen, Kecamatan Balongbendo membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Rencananya, BUMDes yang bergerak dibidang tempat wisata kuliner tersebut akan dikelolah oleh masyarakat yang belum memiliki mata pencaharian, dan memberikan peluang usaha bagi para pedang yang belum memiliki lapak.

Kepala Desa Kemangsen, Abdul Rouf menjelaskan, untuk merealisasikan BUMDes yang berlokasi di seberang jalan utara balai desa tersebut, pihaknya akan melakukan pengurukan dilahan tanah kas desa (TKD) yang seluas kurang lebih 2 hektar. Sebab, tanah tersebut masih berupa tanah basah dan perlu untuk ditinggihkan dan dipadatkan.

Baca Juga: Bupati Malang Targetkan 150 Desa Mandiri akan Terwujud Tahun Depan

"Kita manfaatkan tanah Kereta Api Indonesia (KAI) yang tidak dipakai untuk menguruk lahan tersebut," ujar Rouf.

Rouf menerangkan, di wilayah desanya kebetulan ada proyek pembangun jalur ganda Rel KA  lintas Selatan Jawa KM 37+800 s/d 40+800 antara Mojokerto-Sepanjang lintas Surabaya-Solo. Pada pembangunan tersebut, pihak pemenang tender proyek PT Istana Putra Agung melakukan penggalian tanah yang kemudian diganti sertu yang dipadatkan. Sedangkan tanah dari galian tersebut tidak terpakai, sehingga diminta warga untuk dimanfaatkan untuk kebutuhan menguruk lahan BUMDes dan keperluan lainnya.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Bojonegoro - BUMDes Campurejo Teken Keagenan Perisai

"Tanah bekas galian tersebut tidak terpakai, jadi diminta warga dimanfaatkan untuk kepentingan lingkungan," terangnya.

Tak hanya itu, kata Rouf, bila ada warga yang memerlukan tanah bekas galian tersebut, bisa meminta langsung melalui kelompok masyarakat yang sudah ditunjuk oleh desa sebagai pengurus. Dan tanah tersebut gratis jika dibutuhkan untuk kepentingan masyarakat. 

Baca Juga: Asosiasi UPK NKRI Geruduk Istana Minta Cabut PP Nomor 11 Tahun 2021 Tentang BUMDes

"Hanya saja, masyarakat harus sabar mengantri untuk mendapatkan giliran kiriman truk yang mengangkut tanah. Namun kadang ada yang tidak bersabar, sehingga masyarakat berinisiatif untuk menyewah truk sendiri ke orang lain," pungkasnya.jh

Editor : Redaksi

Berita Terbaru