PONOROGO (Realita)- Miliaran dana refocusing Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2021 Kabupaten Ponorogo, yang digunakan untuk sarana prasarana Rumah Sakit Lapangan Covid-19 terancam muspro (sia-sia, red).
Ini lantaran, trend sebaran kasus konfirmasi Covid-19 di Kabupaten Ponorogo terus menurun signifikan. Sesuai data di Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Jawa Timur, pertanggal, Jumat (15/10/2021). Jumlah kasus aktif di Ponorogo tinggal 40 orang, sementara kasus sembuh 8 orang, kasus meninggal 1 orang, dengan total terkonfirmasi positif hingga kini 12,405 orang.
Baca Juga: 3,5 Tahun Pimpin Ponorogo, Ini Capaian Rilis
Sementara itu dari data di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono Ponorogo sebagai pengampu rumah sakit lapangan, Rp 4,8 miliar atau 80 persen dana dari total Rp 6 miliar anggaran refocusing Covid-19 di Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo telah terealisasi.
" Untuk sarana prasarana itu Rp 6 miliar. Yang sudah terealisasi 80 persen. Tinggal tabung oksigen dan Nakes yang belum," ujar Direktur RSUD dr Harjono Ponorogo, dr Made Jeren, Sabtu (16/10/2021).
Baca Juga: Gantikan Giri 2 Bulan, Pjs Bupati Ponorogo Lanjutkan Program Prioritas
Made mengaku, pihaknya untuk sementara belum akan mengoprasionalkan rumah sakit lapangan yang berada di Komplek Lingkungan Industri Kecil (LIK) Tambakbayan tersebut. Hal ini, akibat semakin menurunnya trend kasus Covid-19 di Ponorogo, sehingga pengadaan tenaga kesehatan (Nakes) sejumlah 30 orang pun ditunda.
" Saat ini kondisi sudah siap. Untuk nakes kita akan proses kalau sudah mau kita oprasionalkan. Sementara kondisi kasus sudah melandai begini kemungkinan kita belum oprasionalkan sementara ini rumah sakit lapangan itu," ungkapnya.
Baca Juga: Ingatkan Netralitas Jelang Pilkada, Pjs Bupati Ponorogo: ASN Jangan Bikin Kelompok Politik
Made menambahkan, oprasional rumah sakit lapangan akan dilakukan bila terjadi ledakan kasus Covid-19 di Ponorogo. Tentunya setelah kajian dan perhitungan terhadap kapasitas Fasilitas Kesehatan (Faskes) Covid-19 di Ponorogo.
" Nanti akan ada kajian lagi, kapasitas terhadap lonjakan itu berapa," pungkasnya. lin
Editor : Redaksi