Viral Pesan Awak KRI Nanggala: Kalau Saya Tugas, Anggap Sudah Mati

JAKARTA- Indonesia berkabung usai kapal selam KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam usai hilang kontak sejak Rabu (22/4/2021). Sebanyak 53 awak kapal selam milik TNI Angkatan Laut gugur saat menjalankan tugas yang diberikan oleh negara.

Rasa duka yang mendalam dirasakan keluarga para awak, seperti yang dirasakan Sersan Dua (Serda) SAA Setyo Wawan, satu dari 53 awak kapal KRI Nanggala. Setyo yang merupakan anggota TNI Angkatan Laut dari Korps Pelaut, Kejuruan Senjata Atas Air (SAA).

Baca Juga: Kapolres Berbagai Wilayah di Jawa Timur, Peduli Keluarga Korban KRI Nanggala 402

Video wawancara lawas Serda Setyo Wawan pun kembali viral di media sosial. Dalam wawancara pada 2019 lalu, Setyo Wawan yang kala itu masih berpangkat Kopda memberikan pesan mengharukan untuk anak dan istrinya.

Cuplikan wawancara oleh media TransTV itu diunggah oleh akun Instagram @infokomando. Setyo yang masuk dalam daftar manifes awak kapal selam KRI Nanggala 402 itu menyebut para tentara yang bertugas menyelam harus dianggap sudah mati oleh keluarga.

Pesan tersebut yang terus ia berikan kepada istri dan anaknya agar bisa merelakan kepergiannya saat bertugas.

"Di saat suamimu berangkat tugas melaksanakan operasi kapal selam, kamu anggap suamimu itu sudah mati," kata Setyo Wawan, Senin (26/4/2021).

meminta kepada keluarga yang menantinya di rumah untuk senantiasa memanjatkan doa kepada Sang Pencipta agar ia diberikan keselamatan dalam bertugas.

Baca Juga: Bank Mandiri Kucurkan Bantuan Pada Keluarga KRI Nanggala 402 Rp3,7 Miliar

"Berdoa saja sama Allah SWT supaya suamimu ini selalu diberikan keselamatan, kemudahan, kelancaran dimanapun berada," ungkapnya. 

Cilegon dalam

Setyo juga menyampaikan pesan khusus untuk sang ayah. Ia sudah berhasil melunasi janjinya menjadi prajurit Angkatan Laut.

"Bapak, saya sudah memenuhi janji saya. Sekarang saya sudah menjadi prajurit brevet Angkatan Laut," ujarnya.

Dalam wawancara tersebut, Setyo menggambarkan situasi di dalam kapal selam yang cukup sempit. Selama berada di dalam kapal selam, para kru kapal tidak bisa berbaring karena tempat yang sempit.

Baca Juga: Sosok Kls Isy Dika, ABK Nanggala-402 yang Tenggelam, di Mata Kekasihnya

"Kita tidur enggak bisa, kadang tidur pun harus duduk karena terbatas tempatnya. Lorongnya pun kecil, untuk dilewati dua orang saja harus bergantian," ungkapnya.

Awal-awal menjadi awak kapal selam, Setyo sempat merasa jenuh. Sebab, luas kapal selam begitu kecil dan selalu bertemu dengan orang yan itu-itu saja. 

"Ketemu lagi ketemu lagi. Tapi lama-lama ya jadi bercandaan, akhirnya malah membikin kekeluargaan itu menjadi lebih erat," tuturnya.um/if

Editor : Redaksi

Berita Terbaru