Harga Telor Menggila Di Ponorogo, Warga: Kapan Peternak Demo?

PONOROGO (Realita)- Harga komodity telur ayam di Kabupaten Ponorogo kian tak terkendali. Terakhir harga telur di pasaran mencapai Rp 30 ribu per kilogram, atau naik Rp 15 ribu ketimbang harga bulan Oktober lalu. 

Naiknya 2 kali lipat harga telur ayam ini, mengundang reaksi beragam dari warga Ponorogo. Bahkan mereka mendesak Pemkab untuk menggelar operasi pasar guna menstabilkan harga telur di pasaran. 

Baca Juga: Kenaikan Harga Beras dan BBM Picu Inflasi Jawa Timur

Seperti yang diungkapkan Ahmad Ansori (40) warga Desa Nglurup Kecamatan Sampung ini, Ia mengatakan tingginya harga telur di pasaran kian tak masuk akal. Kondisi ini diklaim menyulitkan masyarakat khususnya yang berpenghasilan minim."Semua harga mahal, telur apa lagi tambah mahal. Kondisi ini jelas menyulitkan bagi kami," ujar pria yang berkerja srabutan ini, Selasa (28/12). 

Ansori mengungkapkan, selain mendesak Pemkab turun tangan dalam menstabilkan harga telur. Ia juga meminta para peternak ayam petelur untuk melakukan bazar telur murah. Guna meringakan beban masyarakat yang ingin membeli telur.

" Kami berharap Pemkab turun tangan atas kondisi ini. Juga kepada peternak ayam petelur, kapan demo lagi? untuk menggelar bazar telur murah untuk masyarakat," harapnya. 

Baca Juga: Konflik Pulau Rempang, Kajari Batam: Kami Siap Jembatani Komunikasi Dua Arah

Sementara itu, salah satu Distributor telur di wilayah Ponorogo Wiwin Suryati ( 35) mengaku, lonjakan harga telur saat ini diklaim imbas dari anjloknya harga telur Oktober lalu. Dimana akibat harga telur murah dulu, membuat peternak ayam petelur mengafkirkan dan menjual ayam petelur miliknya.

" Sekarang peternak ayam petelur itu sedikit, sedangkan permintaan meningkat. Otomatis harganya melambung tinggi,"akunya.

Baca Juga: Bentrok Warga dengan Aparat Pecah di Rempang Batam

Wiwin menyebut harga ditingkat distributor harga telur untuk hari ini (27/12) diangka Rp 27 ribu. Namun, untuk tingkat pengecer, harganya mencapai Rp 30 ribu. Terlebih adanya momen pencairan bantuan pangan non tunai (BPNT), dimana biasanya pelanggan meminta 100 kilogram, kini mereka bisa memesan 700-800 kilogram memperparah kondisi ini.

" Hari-hari ini pelanggan rata-rata permintaannya 7-8 kwintal. Katanya untuk pencarian bantuan," pungkasnya. lin

Editor : Redaksi

Berita Terbaru