Puluhan Tahun Rusak, Siswa SD di Ponorogo ini Belajar di Bawah Ancaman Sekolah Ambruk

 PONOROGO (Realita)- Miris, kata itu yang pantas menggambarkan proses  pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN 2 Karangpatihan Kecamatan Pulung ini. Bagiamana tidak, kondisi sekolah yang usang kini mulai mengancam puluhan siswa yang belajar ditempat ini. 

Dari data yang berhasil dihimpun, hampir seluruh bangunan kelas dan perpustakaan yang berjumlah 9 bangunan, mengalami kerusakan ringan dan berat. Mulai dari tembok bangunan yang retak, plafon yang terlepas, hingga atap ruang kelas yang nyaris ambaruk. Pihak sekolah pun hanya bisa memasang peyangga bambu guna mencegah atap ambruk dan menimpa siswa. 

Baca Juga: Perumda Delta Tirta Terapkan Penilaian Kinerja Sistem KPI

Kepala Sekolah ( Kepsek) SDN 2 Karangpatihan Kecamatan Pulung Achmad Kumaidi mengatakan, kerusakan bangunan paling parah terjadi di ruang kelas I,3, dan ruang perpusatakaan. Bahkan, akibat atap yang nyaris ambruk ruang kelas I terpaksa di kosongkan, dan ruang belajar siswa dialihkan di ruang UKS yang sempit. 

 " Hampir menyeluruh, mulai dari bangunan paling timur dan barat rusak semua. Yang paling parah Perpustakaan, Kelas III dan I. Bahkan untuk ruang kelas I sudah tidak bisa dipakai untuk belajar, saya gak berani, siswa dipindah di UKS. Kelasnya untuk menyimpan barang gekas. Takut ambruk sewaktu-waktu," ujarnya, Senin (17/01/2022). 

Khumaidi menambahkan,  tak hanya kondisi atap yang nyaris ambruk. Bila hujan datang para siswa harus belajar ditengah guyuran hujan akibat atap yang bocor. Ia mengeklaim kerusakan ini dipicu pergerakan pada bagian pondasi sekolah yang membuat semua bangunan sekolah rusak. 

" Seperti kelas 4 itu, kalau hujan kayak banjir. Rusaknya karena pondasi bergerak. Kalau pondasi bergerak otomatis dinding retak semua," tambahnya. 

Khumaidi mengungkapkan, kerusakan ini terjadi jauh sebelum ia menjadi kepala sekolah pada 2019 lalu, bahkan menurut informasi yang ia terima kerusakan bangunan sekolah dengan murid 82 siswa ini, telah terjadi sejak 2002 lalu, dan hingga kini belum ada perbaikan. Ia pun telah berusaha untuk meminta perbaikan kepada Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo, baik secara lisan maupun proposal namun hingga kini tidak digubris. 

Baca Juga: Lelang 116 Kendaraan Dinas, BPPKAD Ponorogo Prediksi Rp 2 Miliar Masuk PAD

" Secara lisan saat rapat tingkat Kecamatan yang juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan sudah saya usulkan. Lalu pada 2019 lalu saya juga sudah melangkah dengan proposal tapi tidak membuahkan hasil. Harapan saya semoga segera diperbaiki, karena ini kaitannya dengan anak-anak," harapnya. 

Sementara itu, Nicole Adi Pratama siswa kelas 6 mengaku takut dan was-was belajar dikelas. Pasalnya, atap bangunan yang usang bisa ambruk sewaktu-waktu.

" Takut dan was-was, kalao atapnya ambruk saat kita belajar dibawahnya. Gak nyaman juga kalau hujan datang kelasnya banjir, kira berhenti belajar dan membersihkan kelas dulu karena banyak air. Harapanya segera diperbaiki sekolahnya," pintanya. 

Baca Juga: Diikuti 900 Guru, Gus Muhdlor Minta Porgu PGRI Jadi Spirit Bersama

Di sisi lain, Kabid Pembinaan SD Imam Muslihin  belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini. Ia berdalih tengah rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ponorogo.

" Maaf mas masih hearing dengan Dewan," dalihnya. znl

Editor : Redaksi

Berita Terbaru