SURABAYA (Realita)- Dinamika pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur tumbuh positif, di awal tahun 2022.
Hal ini terbukti dari melonjaknya penerimaan pendapatan negara yang hingga akhir Januari 2022 mencapai Rp18,65 triliun atau 8,31 persen dari target Jatim sebesar Rp224,35 triliun.
Baca Juga: Kanwil DJP Jatim I Gelar Drama Manfaat Pajak
Menurut Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Perbendaharaan Jatim Taukhid, kenaikan pendapatan negara di awal tahun ini dapat menjadi angin segar bagi perbaikan perekonomian di wilayah Jatim.
Selain itu pula, bila dibandingkan dengan pendapatan negara pada periode yang sama tahun 2021, terjadi pertumbuhan yang sangat singnifikan.
"Kinerja pertumbuhan pendapatan yang tinggi ini didukung oleh semua komponen. Ditambah lagi, pendapatan negara sampai dengan 31 Januari 2022 tumbuh 60,34 persen secara years on years," kata Taukhid saat jumpa pers bersama beberapa awak media, Rabu (23/02/2021) siang.
Setidaknya ada beberapa kompenen yang menjadi katalisator pertumbuhan pendapatan di Jatim. Beberapa di antaranya adalah penerimaan pajak dan penerimaan kepabeanan dan cukai.
Baca Juga: Peringatan Hari Pajak Jadikan Momentum Berbenah Diri
Untuk penerimaan pajak hingga 31 Januari 2022, secara presentase berada di angka 7,08 persen. Angka ini bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021, naik sebesar 24,68%.
"Seluruh jenis penerimaan perpajakan secara nominal tumbuh positif. Begitu pula untuk penerimaan kepabeanan dan cukai sampai dengan 31 Januari 2022 mencapai 9,32 persen dari target. Sehingga kontribusi Jatim terhadap penerimaan negara secara nasional mencapai Rp11,48 triliun sampai dengan 31 Januari 2022," katanya menjelaskan.
Bila melihat perbandingan antara pendapatan dan belanja negara di wilayah Jatim, terjadi pertumbuhan yang positif. Menurut Taukhid, ini dikarenakan jumlah pendapatan negara di Jatim lebih tinggi dari belanja negara.
Baca Juga: Universitas Kristen Petra Surabaya Juara Kompetisi Pajak Kanwil DJP Jatim I
Awal tahun 2022, jumlah belanja negara di wilayah Jatim hanya sekitar 6,14 persen atau Rp6,19 triliun. Sementara pendapatan berada diangka Rp18,65 triliun.
"Artinya terjadi surplus di Jatim hingga mencapai Rp11,48 triliun. Hal ini menunjukan signifikansi kontribusi keuangan perekonomian Jatim terhadap pemulihan ekonomi nasional sekaligus menjadi akselerasi pemulihan perekonomian di Jatim," terangnya.sd
Editor : Redaksi