JAKARTA (Realita)- Sejumlah massa melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Agama terkait staetmen Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat wawancaranya di Pekanbaru, Riau beberapa hari lalu.
Ucapan yang keluar dari dirinya disinyalir mencederai terkait kerasnya suara adzan yang keluar melalui pengeras suara yang menimbulkan polemik dengan perumpamaan gonggongan suara anjing.
Baca Juga: MUI Minta Kenaikan Biaya Haji Ditinjau Ulang
Hal tersebut membuat polemik di kalangan masyarakat Indonesia khususnya umat muslim tak terlebih menuai reaksi hingga umat non Islam.
Ratusan massa yang tergabung dalam Laskar Suku Betawi, Forum Betawi Rempug (FBR) menggelar aksi demo di depan Kantor Kementerian Agama jalan Raya M. H Thamrin, Jakarta Pusat. Ribuan massa dari berbagai element mendesak Presiden Republik Indonesian Ir. H Joko Widodo untuk mencopot Yaqud dari jabatan atau dirinya mundur secara terhormat.
Baca Juga: Biaya Haji Naik dari Rp 39 Juta Jadi Rp 69 Juta
Prof. (asociates) H. David Darmawan lic.inf., MBA., DBA selaku Rais Laskar Suku Betawi mengatakan, tak sepantasnya seorang pejabat publik di level menteri mempunyai narasi yang tidak baik dan menimbulkan polemik semua umat muslim.
Masih terang David, ini jelas sangat tidak mendidik dan malah membangun provokasi yang akan menghancurkan keutuhan umat beragama.
Baca Juga: Kader PKB Tuding Meng Yaqut Lebay
"Jadi kalau dibilang itu bukan analogi, itu bohong. Itu bukan sesuatu yang bisa untuk dibenarkan itu murni analogi, sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia, analogi adalah perumpamaan, perbandingan satu narasi nalar yang induktif yang dimana Yaqut Cholil jelas-jelas menyampaikan tidak membandingkan secara langsung atau tidak langsung, menyebutkan kata hewan dalam konteks adat, jadi Naudzubillah Mindzalik," jelasnya.
"Saya rasa bang Yaqut, beliau sangat mahir dengan berpolitik, bersilahturahmi, saya juga siap jadi anak buah beliau. Tapi, saya rasa yang namanya satu Kementerian itu mempunyai program kerja, kerangka implementasi struktural yang membutuhkan kapasitas mental yang bukan hanya cuma berdiskusi selayang pandang dan hanya bersilahturahmi dengan kata-kata, yang ujungnya kata-kata dan kalimat tersebut sangat menyakitkan buat kita semua," sesal David.tom
Editor : Redaksi