PROBOLINGGO- Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa heran dengan adanya kelangkaan minyak goreng di wilayah yang dipimpinnya. Mengingat, hasil inspeksi yang dilakukannya di lapangan, tidak ada pabrik yang mengurangi kapasitas produksi bulanannya.
Menurut Khofifah, kebutuhan per bulan Jatim berada di angka 59.000 ton, sedangkan total produksi per bulan mencapai 63.000 ton. Artinya ada surplus 4.000 ton minyak goreng.
Baca Juga: Hadi Prawiro Tjandra, Pengusaha Minyak Goreng Tak ber-SNI Dituntut 5 Bulan Penjara
Karena itu, berbagai strategi dilakukan agar masyarakat tidak kesulitan memperoleh minyak goreng dengan harga murah, termasuk selama tiga hari berturut-turut (4-6/3.2022), Pemprov Jatim menggelontor 2,7 juta liter minyak goreng –baik curah dan premium — ke pasar-pasar tradisional.
“Ini bagian dari komitmen Pemprov Jatim untuk memastikan ketersediaan minyak goreng yang terjangkau bagi masyarakat. Karena hitung-hitungan matematikanya Jatim surplus, tapi di lapangan minyak goreng langka dan harganya tidak stabil,” heran Khofifah saat kunjungan kerja di Probolinggo, Minggu (6/3/2022).
Menghadapi situasi ini, Khofifah meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi borong atau panic buying karena justru mendorong kelangkaan minyak goreng di pasaran.
“Jadi tidak perlu melakukan pembelian berlebih dengan cara mengajak anak, suami atau istri, dan saudara untuk membeli minyak goreng dengan jumlah tidak wajar. Beli sewajarnya saja sesuai kebutuhan,” katanya.
Baca Juga: Penjualan Minyak Goreng Menurun 11 Persen
Sementara terkait penggelontoran minyak goreng ke pasar tradisional, Khofifah menegaskan tak berhenti di angka 2,7 juta liter. Tapi masih akan didistribusikan kembali 1.042 ton atau 1.146.200 liter.
“Sehingga, total kurang lebih 3,8 juta liter minyak yang didistribusikan ke-38 kabupaten/kota di Jatim,” tegas Khofifah.
Sisanya, jelas Khofifah, secara berkelanjutan akan didistribusikan ke setiap daerah sesuai kebutuhan. Begitu pula dengan rencana kedatangan minyak goreng minggu ini secepatnya akan distribusikan.
Baca Juga: Kampanye Demokrat di Malang, Emil Sebut Siap Dampingi Khofifah Lanjutkan Lima Tahun ke Depan
“Mengingat, titiknya memang banyak dan harus di-support sesuai dengan jumlah penduduk di masing-masing kabupaten maupun kota di Jatim,” tambahnya.
Khofifah menjelaskan, pendistribusian minyak goreng dilakukan dengan tidak langsung menyasar konsumen. Cara ini bertujuan turut membantu pedagang pasar tradisional yang juga mengalami kesulitan mencari pasokan minyak goreng dengan harga wajar.
“Dengan melakukan penyaluran kepada para pedagang, maka akan memberikan dampak keberlanjutan yang lebih luas. Pedagang akan memperoleh pasokan minyak goreng yang terjangkau sehingga dapat menjalankan usahanya, konsumen juga dapat membeli produk dengan harga yang wajar,” ucapnya.hm
Editor : Redaksi