Penggarap Tolak Penutupan Akses Masuk Perkebunan

BOGOR (Realita) -  Puluhan warga penggarap lahan mempertanyakan penutupan portal yang menjadi akses masuk ke perkebunan di Kp. Palalango, Desa Pasir Jaya, Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Merasa kecewa karena permintaan pembukaan portal tak kunjung digubris warga pun berkumpul di lokasi penutupan portal didampingi sejumlah awak media dari Jakarta (Forum Wartawan Jakarta).

Baca Juga: Karang Taruna Gerem Tuntut Rekrutmen Tenaga Kerja Lokal secara Offline

Warga penggarap tegas mengatakan penolakan atas penutupan portal masuk area lahan garapan perkebunan oleh PT Metropolitan City Center (MCC), Senin (7/3/2022). Sesaat tiba di lokasi, warga dan puluhan awak media dari Jakarta dan Bogor disambut puluhan massa  yang diduga orang suruhan dari Dirut PT MCC, Intani Choirina. 

Kesiapsiagaan aparat TNI dan kepolisian dari Mapolres Bogor, Polsek Cijeruk, dan Satpol PP Kecamatan berhasil meredam kedua belah pihak yang nampak mulai bersitegang saat berargumen soal pembukaan portal.

Mediasi di lokasi sengketa pun dilakukan antara penggarap dan perwakilan PT. MCC dengan pengawalan ketat aparat.

Perwakilan awak media, Mustofa Hadi Karya mengatakan bahwa awalnya warga akan menggelar aksi unjuk rasa di lokasi menuntut pembukaan portal oleh pihak yang menutupnya, namun demi menghindari gesekan fisik, aksi pun dibatalkan.

"Sejujurnya kami sangat keberatan dengan terjadinya penyabotasean aksi yang sudah diberikan ijin dari pihak Polres Bogor dan Polsek Cijeruk," kata Mustofa Hadi Karya yang juga Ketua Umum FWJ.

"Kami tetap menjalankan fungsi sebagai aduan masyarakat dengan mengedepankan komunikasi persuasif untuk menjaga kondusifitas," sambungnya.

Berdasarkan data, ungkapnya, lokasi lahan garapan yang diportal adalah aset negara yang harus dijaga dan diperuntukkan untuk kepentingan masyarakat penggarap demi kelancaran ekonomi kerakyatan. 

"Kalau saya baca hasil notulen pertemuan di kantor Desa pada hari Senin, tanggal 21 Februari 2022, itukan cukup jelas bahwa Kepala Desa Pasir Jaya, Suhanda Hendrawan mengatakan bahwa lahan garapan itu merupakan akses jalan untuk umum, namun kenyataanya malah diportal oleh pihak PT MCC," terang dia.

Baca Juga: Aksi Unjuk Rasa Komunitas Banten Bersatu, Berujung Penangkapan Sang Ketua

Salah seorang pengelola lahan garapan, Karmila Warouw yang turut menjadi korban penutupan portal meminta keadilan atas pemasangan portal.

Cilegon dalam

"Warga keberatan adanya portal disini, dan kami kesulitan untuk masuk, tiap datang harus minta izin dulu, jadi kami mohon keadilan, demi hak azasi manusia, kami mohon bantuan dan dukungan dari aparat setempat juga warga- warga supaya ada solusi untuk portal ini," papar Karmila Warouw.

Karmila mengatakan, warga tani penggarap sudah beberapa kali memohon agar portal dibuka, sehingga para pekerja yang ingin membawa berbagai macam barang terutama pupuk bisa lewat, namun portal tetap ditutup. Dia menyebut, penutupan portal dilakukan sejak awal Desember 2021 lalu. Hal ini pun telah diadukan ke Kepala Desa  Pasir Jaya namun tak juga direspon.

David, perwakilan PT MCC menerangkan bahwa jalan yang diportal merupakan hak PT MCC yang telah dibeli dari seseorang.

"Lahan garapan kami beli dari pak Ujang, kalau nggak salah tahun 2015, bersama jalan miliknya," ujar David.

Baca Juga: Mediasi Gagal, Sidang Sengketa Tanah Rangkah Kidul Lanjut ke Pokok Materi

Sebelumnya dikabarkan, warga tani penggarap Kp. Palalango, RT 002/ 03 Desa Pasir Jaya, Cigombong, Kab Bogor merasa kesulitan berkebun akibat penutupan akses jalan yang dilakukan Intani Choirina selaku Direktur PT MCC sejak awal Desember 2021 lalu. 

"Jika benar ada pembelian di tahun 2015, kenapa tidak ditutup sejak awal, inikan aset negara yang tidak boleh diperjualbelikan, kalau itu terjadi artinya negara harus hadir dan mengkroscek keabsahan status legal lahan itu," papar Karmila.

Mulyani yang juga warga tani yang telah menggarap lahan sejak 20 tahun lalu terkena dampak atas penutupan akses jalan ke lahan garapan.

"Kami melalui Bu Karmila terus melawan dan sering menarik urat dengan orang suruhan Dirut PT MCC karena sulitnya kami masuk ke area lahan perkebunan kami sendiri," ungkap Mulyani.beb

Editor : Redaksi

Berita Terbaru