Rentan Tertular, Masyarakat Padat Penduduk Harus Taat Prokes

JAKARTA (Realita)- Presiden Jokowi mengizinkan mudik bagi masyarakat yang ingin pulang  kampung  pada  lebaran  tahun  tahun  2022  ini. Pelonggaran  kebijakan  ini menyusul  semakin  melandainya  kasus  COVID-19  di  Indonesia. 

Terkait  pelonggaran  kebijakan  tersebut,  Juru  Bicara  Satuan  Tugas  (Satgas) Penanganan  COVID-19,  Wiku  Adisasmito  mengatakan  pemerintah  meminta masyarakat  yang  berada  di  daerah  padat  penduduk  dengan  tingkat  mobilitas yang  tinggi  agar  selalu  menjaga  protokol  kesehatan. 

Baca Juga: Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji Gelar Halal Bihalal Bersama Guru SD-SMP se-Surabaya

"Tentunya  daerah  yang  padat  penduduk  dengan  mobilitas  yang  tinggi,  itu tentunya rentan  terhadap  penularan.  Maka  dari  itu,  perhatian  pemerintah  dan juga  masyarakat  pada  daerah-daerah  tersebut  harus  betul-betul  menjalankan protokol  kesehatan  dalam  menjalankan  aktivitas  sosial  ekonominya,"  kata  Wiku dalam  diskusi  daring  yang  digelar  Forum  Merdeka  Barat  (FMB)  9  bertemakan “Persiapan  Ibadah  dan  Pangan  Jelang  Ramadan"  pada  Senin  (28/3). 

 

Wiku  menegaskan  bahwa  aktivitas  masyarakat  akan  meningkat  selama  Bulan Ramadan  sehingga  perlindungan  hanya  bisa  dilakukan  dengan  disiplin menerapkan  protokol  kesehatan. 

"Kita  tetap  waspada dengan kondisi ini agar harus tetap terkendali.  Apakah pergi ke  tempat  ibadah,  ataukah  juga  mungkin  ke  pasar  dan  seterusnya  tidak  apa-apa asal  betul-betul  pertama  protokol  kesehatannya  dijaga  ketat  agar  melindungi diri  dan  melindungi  orang  lain,"  terang  Wiku. 

Melandaikan  kasus  COVID-19  secara  nasional  turut  disampaikan  oleh  Prof  Wiku yang  mengatakan  pada  saat  ini  kasus  COVID-19  terus  menunjukkan  angka  yang cenderung  menurun.  Bahkan,  per  kemarin  (27/3),  kematian  tercatat  ada  di angka  100  orang. 

"Pada  saat  ini  memang  kasus  cenderung  menurun  terus.  Bahkan  kasus  terkini yaitu  kemarin,  kasus  aktif  yang  baru  hanya  3.000  kasus.  Bahkan  kematiannya juga  menurun,"  jelas  Wiku  dalam  diskusi  daring  yang  digelar  Forum  Merdeka Barat  (FMB)  9  bertemakan  “Persiapan  Ibadah  dan  Pangan  Jelang  Ramadan" pada  Senin  (28/3).

Baca Juga: Wali Kota Eri Cahyadi Siap Gelar Open House di Rumah Dinas saat Lebaran

Masih menurut Wiku, padahal  sebelumnya,   saat  COVID-19  Varian  Delta  memasuki  posisi puncak,  kasus  harian  tercatat  mencapai  64.000  kasus  per  harinya. 

"Padahal  pada  tanggal  16  Februari,  pada  saat  puncak,  kasusnya  mencapai 64.000  dan kematiannya mencapai 167 per hari. Jadi ini kondisinya lagi membaik secara  nasional  di  seluruh  Indonesia,"  paparnya.

Namun,  Wiku  menghimbau  agar  masyarakat  jangan  lengah  dan  tetap  waspada agar  kondisi  ini  tetap  terkendali.  Caranya  adalah  dengan  tetap  disiplin menjalankan  protokol  kesehatan  seperti  memakai  masker,  mencuci  tangan  dan menjaga  jarak  selama  beraktivitas  di  Bulan  Ramadan. Ibadah  Harus  Terkendali 

Dalam  pernyataan  penutupnya,  Prof  Wiku  menyampaikan  agar  masyarakat perlu  beribadah  dengan  aman.  Salah  satunya  dengan  tetap  menerapkan protokol  kesehatan,  terutama  selama  bulan  suci. 

Baca Juga: Wali Kota Eri Bersama Keluarga Shalat Id di Taman Surya, Khotibnya Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya

"Kita  juga  ibadahnya  harus  terkendali.  Jadi  betul-betul  kita  melakukannya dengan  khusyuk,  terkendali  dengan  protokol  kesehatan  sehingga  kita  aman, terutama  selama  masa  ramadhan.  Ini  sudah  kita  lakukan  sebelumnya  dan hasilnya  aman. Berarti ke depannya juga pasti akan aman," ucap Prof Wiku yakin.   

Selain  itu,  Prof  Wiku  meminta  bagi  masyarakat  yang  belum  melakukan  vaksinasi kedua  maupun  booster  agar  segera  divaksin.  Hal  ini  guna  meningkatkan imunitas,  terutama  bagi yang  melakukan  mudik. 

"Berikutnya  supaya  mudik  kita  aman,  mohon  untuk  segera  melakukan  vaksin booster  bagi  yang  belum.  Bagi  yang  belum  vaksinasi  kedua,  segara  vaksin. Supaya  imunitasnya  naik  dan  orang  yang  melakukan  perjalanan  aman,  dan  yang dikunjungi  juga  aman.  Jadi  betul-betul  kita  mengamankan  semua,"  tutupnya.ria

Editor : Redaksi

Berita Terbaru