Pahami Investasi Online yang Benar agar Tidak Rugi

DEPOK (Realita) - Demi memberikan pemahaman dalam menentukan investasi online yang benar dan tidak merugikan, Pesantren Ekonomi Darul Uchwah yang berada di Kota Depok, Jawa Barat, menggelar pelatihan ekonomi digital.

Pelatihan yang digelar selama tiga hari sejak 18-20 April 2022 diikuti oleh sebanyak 20 santri.

Baca Juga: Cegah Bonek Tertipu Investasi Ilegal, Pasar Modal Gelar NovemberFest

"Saya prihatin dengan akhir-akhir maraknya investasi 'online' yang tidak benar sehingga merugikan masyarakat," kata Pengasuh Pesantren Ekonomi Darul Uchwah KH. Marsudi Syuhud di lokasiĀ  acara Training of Profesional Trader di Depok, seperti dikutip media ini, Rabu (20/4/2022).

Para santri menurutnya, harus dibekali dengan ilmu-ilmu bagaimana menentukan investasi daring yang benar-benar aman dan tidak terjebak dalam money game yang bisa merugikan.

"Nantinya para santri akan praktik sendiri dengan kekuatannya sendiri. Karena santri belum punya modal maka pesantren yang akan membekali untuk memulai bisnis secara digital," papar dia.

Kata dia, melihat trading online banyak yang tidak benar, sehingga sudah terlihat bahaya ke depannya dimana banyak warga yang menderita kerugian yang tidak sedikit, sudah masuk modal banyak tiba-tiba karena money game, uang itu hilang.

"Saya prihatin dengan keadaan ini, maka saya adakan pelatihan trader untuk para santri," ulasnya lagi.

Baca Juga: Pegadaian Edukasi Mahasiswa Unair Pentingnya Investasi Emas untuk Anak Muda

Bari Arijono salah seorang pemberi materi mengatakan, saat ini merupakan keniscayaan dari kemajuan teknologi digital dengan melakukan investasi secara daring dan ini hanya memindahkan pasar yang nyata atau tradisional ke pasar digital.

"Jika investor akan melakukan trading cabai maka dia akan melihat sendiri profil unicorn yang cabai," kata Bari yang juga seorang Crypto Prenueur.

Crypto lanjut dia, tolak ukurnya adalah berapa banyak pertumbuhan komunitas yang menggunakan aset tersebut sebagai nilai jual, sehingga valuasi crypto ditentukan oleh seberapa aktif komunitas tersebut melakukan transaksi," ungkap dia.

Baca Juga: Kena Tipu Investasi Crypto, Youtuber Bro Omen Rugi Rp 10 M hingga Jual Channel

Sejak ekonomi digital marak di dunia, China sudah membuktikan telah menggeser ekonomi digital Amerika Serikat, dan ekonomi konvensional terbukti dibeberapa negara maju mulai digerus ekonomi digital.

"Di Crypto sendiri transaksi atau volume bursa tradisional sudah mulai digeser oleh transaksi dan volume perdagangan Crypto itu sendiri," ujarnya.

Pemberi materi dalam pelatihan tersebut, yakni; Bari Arijono, S.Si, M.M (Crypto Preneuer/COO LOBO Investment), Mr.Wijaya (Praktisi/Mentor Trading Digital) dan Ariestho (Project Officer program Santri Financialpreneur). Beb

Editor : Redaksi

Berita Terbaru