Ponpes Miftahus Saadah Kenalkan Digital Entrepreneur pada Santri

GROBOGAN (Realita) – Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahus Sa’adah Tambakselo, Wirosari, Grobogan Jawa Tengah mengembangkan entrepreneur. Ponpes ingin santri lulusan pendidikan di pondok bisa mengembangkan bisnis setelah keluar pondok.

Untuk mempertajam pengembangan entrepreneur, Ponpes Miftahus Sa’adah mengadakan seminar pengembangan usaha dengan tema ‘Digital Entrepreneur’. Seminar ini mendatangkan entrepreneur media asal Surabaya, untuk memberikan wawasan mengenai perkembangan bisnis di dunia online.

“Saat ini penggunaan internet di Indonesia lebih dari 132.700.000 orang, ada sekitar 106.000.000 orang lebih menggunakan media social, dan 92.000.000 orang menggunakan media social melalui hanphone. Untuk itu, pengembangan bisnis melalui online menjadi hal yang paling dibutuhkan, dan itu harus dilakukan,” kata Arif Ardliyanto, Narasumber Digital Entrepreneur saat Reuni Akbar Alumni Santri di Ponpes Miftahus Sa’adah, Tambakselo, Wirosari, Grobogan ini.

Arif mengatakan, bisnis secara konvensional memang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Namun, pengembangan lebih besar harus dilakukan melalui dunia online. Jika itu tidak dilakukan, maka sangat besar kemungkinan bisnis yang dijalankan lambat merespon pasar, bahkan cenderung menurun.

Yang lebih penting lagi, ungkapnya, santri sebagai pondasi agama dan Negara harus mengetahui perkembangan teknologi. Menurut dia, saat ini masih sangat minim santri yang menjadikan internet untuk produktivitas. Santri atau anak muda saat ini lebih menjadi target pasar dari orang lain atau Negara lain.

“Saya yakin santri atau anak milenial sekarang masih banyak yang belum produktif. Bahkan cenderung konsumtif. Mereka masih banyak yang belum bisa menjadikan hanphone untuk produktif. Padahal kesempatan produktif melalui hanphone sangat besar, dan saya yakin santri mampu untuk itu,” ungkap dia.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahus Sa’adah Tambakselo, Wirosari, Grobogan, Jawa Tengah, KH. Nur Kholis mengatakan, seminar pengenalan dunia digital di pondok ini dilakukan untuk memberikan wawasan kepada santri maupun alumni santri. Mereka harus berkembang mengikuti perkembangan zaman dengan tidak melupakan agama.

Cilegon dalam

“Ini sebagai bentuk motivasi kalau santri juga bisa berkembang mengembangkan bisnis secara digital,” katanya.

Nur Kholis menuturkan, saat ini pengembangan bisnis di pondok masih terus dilakukan secara intensif. Santri setelah lulus pendidikan formal harus mengikuti pengambdian pondok dengan mengelola bisnis, baik bisnis secara ritel maupun bisnis pertanian. Sistem yang dibangun ini, ungkap dia, mulai membuahkan hasil menggembirakan, karena banyak alumni yang memiliki usaha setelah lulus pondok pesantren.

“Alumni Ponpes Miftahus Sa’adah ini banyak yang menjadi pengusaha. Saya yakin itu bagian dari pendidikan yang dilakukan pondok,” papar dia.

Kedepan, ujar Nur Kholis, pihaknya akan menyandingkan bisnis konvensional dan digital di dunia pondok. Bisnis ini diharapkan mampu berkembang dengan tenaga dari para santri yang sudah siap untuk bekerja. “Saya akan mengenalkan digital sejak dini, santri harus faham bisnis digital,” jelasnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Berita Terbaru