Hepatitis Akut Kemungkinan Ada Kaitannya dengan Covid 19

WASHINGTON- Para ahli masih terus melakukan penelitian untuk mengungkapkan penyebab hepatitis akut misterius yang menyerang kelompok anak di bawah 16 tahun. Penelitian terbaru di Amerika Serikat menunjukkan adanya kemungkinan hepatitis akut misterius disebabkan oleh infeksi COVID-19.

Studi kasus yang diterbitkan dalam Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition menganalisis seorang anak perempuan berusia 3 tahun yang sebelumnya sehat, lalu mengalami gagal hati. Ini terjadi beberapa minggu setelah anak itu pulih dari infeksi virus Corona dengan gejala ringan.

Baca Juga: Lewat Temu Saka, Pramuka Ponorogo Serukan Lawan Hepatitis Akut

"Pasien memiliki temuan biopsi hati dan tes darah yang konsisten dengan jenis hepatitis autoimun, kemungkinan dipicu oleh infeksi COVID," kata dr Anna Peters, ahli gastroenterologi anak di Pusat Medis Rumah Sakit Anak Cincinnati, dikutip dari CBC, Selasa (17/5/2022).

Lebih lanjut dr Peters yang merupakan penulis utama penelitian tersebut menyampaikan, meski tidak mungkin membuktikan bahwa COVID-19 secara langsung menyebabkan gagal hati, ada kemungkinan virus itu memicu 'respons imun abnormal' yang kemudian menyerang organ hati.

Baca Juga: Pemkot Madiun Tekan Stunting dan Hepatitis Akut Melalui Program Kakek-Nenek Asuh

"Saya pikir ini penting bagi para dokter untuk waspada bahwa kondisi langka ini mungkin terjadi selama atau setelah terinfeksi COVID-19. Penting untuk memeriksa tes hati pada pasien yang tidak kunjung membaik," tambah dr Peters.

Sementara itu, dr Yael Mozer Glassberg mengatakan bahwa timnya di Schneider Children's Medical Center setidaknya sudah merawat 8 kasus hepatitis misterius sejak Februari 2021.

Baca Juga: Hepatitis Bisa Sebabkan Kerusakan Hati, Jangan Remehkan Gejala Awal

Staf medis menganalisis kasus tersebut dan menemukan persamaan bahwa setiap anak yang mengalami hepatitis akut misterius pernah terinfeksi COVID-19. Hasil analisa berdasarkan tes serologi dan riwayat medis setiap keluarga.

"Namun tidak ada satu pun dari pasien dinyatakan positif Adenovirus," kata dr Glassberg.ik

Editor : Redaksi

Berita Terbaru