SURABAYA (Realita)- Direktorat Jenderal Perbendaraan (DJPb) Jawa Timur, menggelar Konferensi Pers terkait Asset and Liability Committee (ALCo) di Aula Majapahit Hybrid, Gedung Keuangan Negara (GKN), Senin (30/5/2022).
Dalam kesempatan ini, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJPb Jatim, Taukhid mengatakan, sampai dengan 30 April 2022, realisasi Pendapatan Negara mencapai Rp83,29 T atau 37,13% dari target sebesar Rp224,34 T. Capaian Pendapatan Negara tersebut berasal dari realisasi Penerimaan Perpajakan mencapai Rp3.903,28 M atau 44,67%. Sementara itu, ealisasi Penerimaan Kepabeanan dan Cukai mencapai Rp5.862,16 M atau 75,17% ditopang pertumbuhan Penerimaan Cukai, BK, dan BM.
Baca Juga: Investasi di Jatim Sampai Triwulan III-2023 Capai 90%
"Realisasi PNBP mencapai Rp 54,09 M atau secara nominal tumbuh negatif 11,69%,"ucap Taukhid.
Menurutnya, realisasi Belanja Negara mencapai Rp36,74 Triliun atau 31,24% dari alokasi Rp117,60 T. Belanja tersebut mencakup Belanja Kementerian/Lembaga terealisasi Rp11,33 T atau secara nominal tumbuh negatif 14,18% yang salah satunya disebabkan penurunan 5,26% yang salah satunya disebabkan penurunan realisasi Belanja Modal (43,17%) dan Belanja Barang (10,80%) dibandingkan TAYL. TKDD terealisasi Rp25,42 T atau 33,87% ditopang oleh penyaluran DAU sebesar Rp15,55T. Dana Bagi Hasil terealisasi Rp1,37 T atau secara nominal turun 50,57% dibandingkan TAYL.
Lalu ia menambahkan, realisasi Pendapatan APBD Konsolidasian se-Jatim, menurut Taukhid, mencapai Rp34,01 T atau 27,83% dari target sebesar Rp122,23 T yang didominasi oleh pendapatan Transfer Pemerintah Pusat (TKDD) dengan proporsi 74,73% dari Total Pendapatan Daerah. Realisasi Belanja Daerah Konsolidasian mencapai Rp19,44 T atau 14,63% dari target sebesar Rp132,92 T yang didominasi oleh komponen Belanja Pegawai dengan proporsi 47,33%. "Artinya, terjadi Surplus Anggaran sebesar Rp14,57 T serta Pembiayaan Bersih sebesar Rp3,66 T dan menghasillkan SILPA sebesar Rp18,23T," tukas Taukhid di depan awak media.
Ia menambahkan, PDRB Jatim triwulan I-2022 sebesar Rp649,54 T (ADHB) atau Rp427,65 T (ADHK), tumbuh dibandingkan periode sebelumnya, 0,75% (q-to-q) dan 5,20% (y-on-y). Industri Pengolahan berkontribusi terbesar 31,00% (Lapangan usaha) dan Konsumsi Rumah Tangga (K-RT) terbesar sebesar 58,96% (Pengeluaran).
Baca Juga: Kemenkeu Jatim dan Polda Perkuat Sinergi dan Kolaborasi
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2022 sebesar 4,81%, turun 0,36% dibandingkan dengan Februari 2021, namun naik 1,57% dibandingkan dengan Februari 2020.
Dirinya mengimbuhkan, NP bulan April 2022 defisit USD 0,57 Miliar (sektor migas USD 0,49 M & Non Migas US 0,08 M). Secara kumulatif sampai dengan April 2022 defisit USD2,38 Miliar. Impor didominasi oleh Bahan Baku, khususnya sektor migas (industri bahan bakar dan minyak bumi) oleh PT Pertamina Patra Niaga yang menandakan aktivitas ekonomi di Jawa Timur sudah mulai berjalan dengan baik.
"Tingkat Inflasi April 2022 sebesar 4,01% (y-on-y), 2,28% (tahun kalender April 2022 dibandingakan Des 2021), dan 1,05% (m-to-m). Tingkat Inflasi Bahan Makanan April 2022 sebesar 5,58% (y-on-y), 4,09% (tahun kalender), dan 1,86% (m-to-m). Dari 11 kelompok pengeluaran, 9 kelompok mengalami inflasi, 1 kelompok mengalami deflasi dan 1 kelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Inflasi terbesar pada kelompok pengeluaran Transportasi 3,04%, sementara deflasi terjadi pada kelompok pengeluaran Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,01%,"terangnya lagi.
Baca Juga: APBN KiTa Regional Jatim: Penerimaan Pajak Capai 97,45 Persen, Tumbuh 3,22 Persen
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April 2022 sebesar 113,1 lebih tinggi dibandingkan IKK Maret 2022 sebesar 111,0 dikarenakan kenaikan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat Ini mampu mengkompensasi penurunan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sehingga IKK tetap meningkat. Dan Indeks Penjualan Riil (IPR) bulan April 2022 sebesar 219,3 atau tumbuh 6,8% (m-t-m)
Neraca Perdagangan, Kinerja Neraca Perdagangan regional Jatim bulan April 2022 Defisit USD 0,57 Miliar dengan nilai ekspor naik 1,33 % (m-to-m) atau 13,19 % (y-o-y) dan nilai impor naik 9,23% (m-to-m) atau 15,71% (y-0-y). Meskipun demikian Net Ekspor Antar Wilayah Triwulan-I 2022 Surplus Rp67,36 T. Sedangkan target Investasi Jatim Triwulan I-2022 sebesar 20% tercapai (Rp23,60 T), naik 39,00% (y-on-y) terdiri dari PMDN Rp15,40 T dan PMA Rp8,20 T (US$1 setara dengan Rp14,500). Di samping itu juga Nilai Tukar Rupiah Jan-Apr 2022 terhadap USD cukup stabil.
Terakhir, Taukhid menjelaskan dampak konflik Rusia-Ukraina. "Ini erdampak terhadap perekonomian Regional Jatim terutama pada sisi penawaran (supply side) karena konflik berdampak pada jakur perdagangan sehingga mengakibatkan lonjakan harga komoditas, lonjakan harga energi, dan shock terhadap supply chain) dan keuangan,"pungkasnya.sd
Editor : Redaksi