Jakarta- Tersangka Ferdy Sambo rupanya sempat bertanya pada Bripka Ricky Rizal (RR) sebelum terjadinya penembakan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J yang terjadi di rumah dinas Polri di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Dari keterangan yang disampaikan Erman Umar, pengacara Bripka RR, kliennya ditanya oleh Sambo untuk mematuhi perintahnya menembak Brigadir J.
Baca Juga: Ancam Anak Buahnya, Sambo: Kalau Sampai Bocor Berarti Kalian
Kata Erman, awalnya Sambo menanyakan soal dugaan pelecehan yang dialami Putri Candrawathi di Magelang.
Namun, Bripka RR mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui kejadian tersebut.
Sambo lantas bertanya soal keberanian Bripka RR untuk menembak Brigadir J.
Baca Juga: Kamaruddin Tuding Putri Ikut Menembak Yosua, Pakai Senjata Bikinan Jerman
Bripka RR kemudian menyebut bahwa Sambo sempat menangis atas kejadian yang menimpa sang istri di Magelang.
Sesaat setelah tangisan itu, terdengar keributan antara Kuat Ma'ruf dan Brigadir J.
Sementara itu, Ronny Talapessy, kuasa hukum Bharada Richard Eliezer yang diperintahkan menembak mati Brigadir J menjelaskan bahwa kliennya sempat resah dan berdoa sebelum melakukan perintah Sambo.
Baca Juga: Dody Prawiranegara dkk Minta Jadi Justice Collaborator
"Klien saya dipanggil ke lantai 3 oleh RR itu yang terakhir. Kemudian disuruh menembak, klien saya turun ke bawah sempat ke toilet berdoa," kata Ronny Talapessy, dikutip dari CNNIndonesia.
Hingga saat ini, kasus pembunuhan Brigadir J masih terus dilakukan penyidikan.nn
Editor : Redaksi